BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kota atau Pemkot Cilegon berkomitmen untuk terus memberikan pembinaan dalam memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM yang ada di Kota Cilegon.
Keseriusan itu terlihat dari program Pemkot Cilegon yang rutin mengunjungi pelaku UMKM pada setiap hari Jumat.
Walikota Helldy Agustian didampingi Kepala Dinas Koperasi dan UKM Didin Supriatna Maulana mengunjungi pelaku UMKM Zah Kreasi di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Jombang Wetan, Jombang, Jumat, 3 November 2023.
Dalam kunjungan tersebut, Didin mengatakan, Zah Kreasi merupakan UMKM untuk kerajinan tangan tudung saji.
“Ini masuknya lebih ke industri kreatif, yang sudah kita kunjungi itu sudah melakukan inkubasi bisnis,” kata dia.
Didin menjelaskan, UMKM yang sudah diinkubasi, dibantu oleh Pemkot untuk dibuatkan izin Nomor Induk Berusaha atau NIB.
Di samping itu, kata dia, Pemkot Cilegon juga membantu pengurusan hak paten merek, di mana tidak dipungut biaya sama sekali atau gratis.
“Jadi yang diikubasi ini minimal 3 tahun kita bina, jadi tidak hanya pelatihan lalu kita tinggalkan, tetap kita bina, setelah tiga tahun dia sudah bisa naik kelas,” ungkapnya.
Baca Juga: Angin Puting Beliung Terjang Empat Desa di Kopo Kabupaten Serang, Ratusan Rumah Alami Kerusakan
Selama ini, terang Didin, UMKM di Kota Cilegon diberikan kesempatan melakukan pinjaman modal maksimal 3 juta dengan bunga nol persen.
Seiring berjalannya waktu dan komitmen Walikota dalam memajukan UMKM, kini pinjaman modal dinaikkan menjadi 10 juta.
“Insya Allah tahun ini bisa kita gulirkan, sedang kita urus aturannya, regulasinya,” tegasnya.
Sementara itu, Owner Zah Kreasi Azah Muizah mengaku senang dengan kunjungan Walikota Helldy dan dari dinas-dinas terkait.
Baca Juga: Baru Dilantik Tiga Hari, Nama Pj Bupati Lebak Iwan Kurniawan Dicatut untuk Penipuan Melalui Whatsapp
Azah menyatakan, sangat mendapat manfaat dari pembinaan yang telah dilakukan Pemkot Cilegon kepada para pelaku UMKM.
“Ada program inkubasi dari Dinas Koperasi, Alhamdulillah nambah wawasan sayanya, cara branding produk dan lainnya, terus sampai gimana caranya ini biar bagus dan menarik kemasan dan segala macamnya,” ujar dia.
Azah menceritakan, bisnis tudung saji ini Ia lakoni sejak 2015, di mana pernah meraup omset mencapai Rp 75 juta dalam satu tahun.
Masih kata dia, usaha tersebut sempat jatuh karena dihajar pandemi Covid-19.
Setelah mengikuti program inkubasi dari Pemkot Cilegon, bisnisnya perlahan-lahan mulai naik.
“Omset kita naik terus sampai saat ini, setahun itu 65 juta,” pungkasnya.***