BANTENRAYA.COM – Sejumlah mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Pimpinan Wilayah Jaringan Pemuda Mahasiswa Indonesia (DPW JPMI) Provinsi Banten menuding aktivitas CV. Gari Setiawan Makmur (GSM) di Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang diduga mencemari lingkungan.
CV. GSM sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan dan karantina sapi impor. Dalam prosesnya, JPMI menyebut perusahaan itu membuang limbah kotoran ternak sembarangan.
Korwil DPW JPMI Banten, Entis Sumantri mengatakan bahwa bau limbah kotoran sapi CV. GSM menyebar ke permukiman dan lingkungan sekolah di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Panimbang dan Sobang.
Baca Juga: Hasil Penyelidikan Polisi, Penyebab Kematian Warga BIP Disebabkan Kecelakaan
“Lokasi CV. GSM sangat dekat dengan masyarakat. Bahkan ada sekolah. Tepat di belakang CV. GSM juga terdapat sungai. Tak hanya bau, tapi sungai juga tercemar,” kata Entis, Jumat, 20 Juni 2025.
Entis mengungkapkan, pihaknya sebelumnya sempat melakukan hearing bersama anggota DPRD Pandeglang yang turut dihadiri pihak perusahaan.
Dalam pertemuan itu, ia menyebut pihak perusahaan mengakui bahwa CV. GSM belum memiliki dokumen AMDAL serta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Baca Juga: Begini Penjelasan Diskon Tarif Pajak Kendaraan Listrik, Simak Agar Tidak Salah Paham!
“Jadi ini hal yang lucu, perusahaan berjalan tetapi perizinan dan aturan-aturannya di abaikan. Di lapangan, limbah berceceran di jalan hingga sungai,” tuturnya.
Lanjut dia, dalam pertemuan itu juga terungkap bahwa kapasitas karantina sapi impor yang ditampung di CV. GSM tak sesuai dengan izin awal yang hanya sebanyak 500 ekor karena dalam prosesnya CV. GSM menampung hingga 3 ribu ekor sapi.
“Kapasitas awal yang di keluarkan itu sekitar 500 ekor sapi Impor dari Australia. Tetapi DLH Pandeglang belum menerima laporan perubahan kapasitas dari CV. GSM tersebut,” terang dia.
Baca Juga: Link Nonton Drakor Our Movie Episode 3: Je Ha dan Da Eum Berhasil Gaet Investor?
Manager CV GSM, Hermawan menyebut bahwa perusahaan sudah memiliki dua kolam IPAL sebagai tempat pengolahan limbah. Kendati begitu, saat ini kedua IPAL tersebut tengah dilakukan upgrade.
Rencananya, IPAL akan dibuat tertutup dengan luasan 700 meter persegi.
“Kita sedang upgrade IPAL. Bahkan nanti IPAL itu tertutup. Jadi limbah kotoran sapi bisa kita olah dan bernilai ekonomi, khususnya untuk petani di sekitar perusahaan,” kata Hermawan.
Selain itu, Hermawan menyebut pihaknya berencana melakukan perbaikan jalan yang biasa dilalui setelah pembangunan IPAL selesai. ***