BANTENRAYA.COM – Proklamator Kemerdekaan Soekarno adalah seorang orator cerdas yang mampu menggerakkan jutaan massa saat berbicara.
Presiden Soekarno juga seorang arsitek yang cerdas yang juga dijuluki sebagai singa podium karena begitu semangat dan berapi-api ketika di atas podium.
Namun, semasa menjadi mahasiswa, Soekarno ternyata juga sama seperti sejumlah mahasiswa umumnya, menyukai sejumlah pelajaran dan membenci pelajaran lain.
Baca Juga: Marak Penculikan Anak, Begini Tips dari Kepala DP3AKKB Banten Agar Tak Jadi Korban
Salah satu pelajaran yang disukai Soekarno adalah menggambar arsitektur.
“Menggambar arsitektur kurasakan sangat menarik,” kata Soekarno.
Kesukaan Soekarno pada arsitektur berkaitan dengan sifatnya yang menyukai aneka keindahan.
Karena seorang arsitek juga harus memiliki seni, yang banyak berkaitan dengan keindahan.
Namun, selain menyukai pelajaran menggambar arsitektur, dia juga membenci satu pelajaran ini.
Matematika. Ya benar, matematika. Pelajaran yang rasanya banyak yang memusuhinya.
Baca Juga: Belum Lolos Jadi Pemain Preman Pensiun 8? Tenang Masih Ada Kesempatan Jadi Figuran, Begini Caranya
“Matematika merupakan pelajaran yang kubenci,” ujar Soekarno jujur.
Soekarno mengatakan, kalkulasi bangunan dan komputasi merupakan hal yang sulit baginya.
Kebenciannya pada pelajaran matematika membuatnya tidak bisa meraih nilai bagus dalam Kleznste Vierkanten atau yang disebut Geodesi, di mana kita mengukur tanah dan mencoba membaginya dalam ukuran kaki-persegi.
Baca Juga: Jangan Dulu Beli STB, Pemerintah Sedang Tekan Agar Harga Bisa Murah dan Terjangkau
“Aku gagal seluruhnya,” tutur Soekarno.
Untuk menyiasati kelemahannya pada pelajaran Matematika, maka Soekarno kemudian menyontek jawaban temannya yang jago matematika saat ujian.
“Dalam ujian matematika, kuakui aku berbuat curang, meski hanya sedikit,” kata Soekarno.
Baca Juga: 10 Link Download Desain Angpao Imlek Unik dan Lucu, Dijamin Ponakan Bakal Girang
Namun, yang menyontek dan berbuat curang saat ujian dia katakan tidak hanya dirinya.
Semua mahasiswa di kelasnya berbuat curang dengan berbagai cara.
Kisah ini dikutip Bantenraya.com dari buku berjudul “Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia” karangan Cindy Adams. ***



















