BANTENRAYA.COM – Penanganan banjir di Kota Cilegon saat ini diakui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang atau DPUPR Kota Cilegon masih terkendala.
Saat ini, DPUPR Kota Cilegon belum memiliki excavator amphibi.
Padahal, excavator amphibi sangat dibutuhkan DPUPR KOta Cilegon untuk mengatasi pendangkalan dan pembersihan sungai dari sampah.
Baca Juga: Kerahkan 5 Kapal, Lanal Banten Tutup Celah Penyelundupan Narkoba Lewat Jalur Laut
Kepala Bidang Sumber Daya Air pada DPUPR Kota Cilegon Retno Damayanti mengatakan, penangan banjir terus dilakukan DPUPR Kota Cilegon.
“Kalau penanganannya itu ada untuk normalisasi sungai dan saluran, seperti tahun-tahun sebelumnya tidak ada perbedaan,” kata Retno ditemui Banten Raya di Kantor DPUPR Kota Cilegon, Senin, 6 Maret 2023.
Dikatakan Retno, pihaknya juga menerima laporan dari berbagai kelurahan atau kecamatan untuk pembersihan kali.
Baca Juga: Liga Champions Kembali, Chelsea Tak Boleh Kalah Kala Jamu Dortmund
“Kita juga dapat laporan dari lurah-lurah, untuk sampah di kali terus kita dagangi lokasi. Ada 2 banjir yang jadi perhatian, di Cibeber dan Ciwandan, itu mau ditangani semuanya,” katanya.
Menurut Retno, normalisasi Sungai di Cibeber dan Ciwandan terus dilakukan.
Sementara, di Jombang penanganan banjir dengan memaksimalkan tandon air di Sukmajaya.
Baca Juga: Cilegon Futsal Klub Pesta Gol Lawan Tangerang Force di Liga Nusantara Futsal Banten
“Kendalanya, di Cilegon hampir semua sungai dan drainase kapasitanya sudah tidak mencukupi, ditambah di sungai ada pipa melintang dan kesadaran masyarakat perlu dibangun untuk tidak membuang sampah di sungai,” jelasnya.
Retno menerangkan, pembangunan tandon Sukmajaya, saat ini belum tuntas lantaran tak ada pompa tandon.
“Kita meminta Bankeu (Bantuan Keuangan) tahun ini, kebutuhannya 5 miliar untuk pengadaan mesin pompa dan rumah pompa,” tuturnya.
Baca Juga: Hadapi Uzbekistan, Garuda Muda Tak Mau Akhiri Cerita Di Piala Asia 2023 U20 Lebih Cepat
“Kalau tandon di Perumahan Metro saat ini sudah jadi. Saya pengennya kalau airnya tidak banyak sampah, di tandon-tandon itu dijadikan air baku,” terangnya.
Retno menjelaskan, program prioritas Bidang SDA DPUPR Kota Cilegon akan menormalisasi Sungai Ciberung di belakang kantor Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kota Cilegon.
Beberapa sungai di Cibeber dan Jombang muaranya ke Sungai Ciberung. Program tersebuy diklaim bisa mengurangi banjir di wilayah Cibeber dan Jombang.
Baca Juga: Hukum Terlambat Qadha Puasa Hingga Ramadan Berikutnya, Begini Cara Menggantinya
“Kita butuh excavator amphibi, saat ini kita belum punya. Ukurannya kecil, karena sungai di Cilegon juga kecil, saya kurang tahu harganya, tapi kita sangat butuh, saat ini belum dianggarkan, saya pengennya secepatnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, penanganan banjir di wilayah Ciwandan, pihaknya berupaya menggandeng industri agar menyediakan lahan untuk penampungan air semacam tandon atau kanal.
“Ciwandan itu sedang diupayakan, baru ada obrolan-obrolan awal, agar dibuat tangkapan air kerjasama dengan industri,” tambahnya. ***