BANTENRAYA.COM – 9 rumah dilaporkan hancur akibat bencana tanah bergerak di Kampung Daroyong, Desa Girimukti, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak pada 29 November 2024 silam.
Namun hingga kini, warga yang terdampak belum mendapatkan bantuan hunian sementara. Para pemilik rumah tersebut kini harus tinggal berpindah-pindah tanpa kepastian.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Desa Girimukti, Acep Deden Hidayat. Acep meminta kepada Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Lebak untuk membangunkan hunian sementara untuk warganya tersebut.
Baca Juga: BRI Raih Penghargaan ACGS 2024, Tegaskan Komitmen pada Tata Kelola Unggul
“Korban tinggal pindah-pindah. Dari saudara ke saudara lain. Kami prihatin. Para korban tentu tak punya biaya untuk membangun hunian baru. Untuk menyambung hidup para korban hanya bisa mengandalkan keluarga,” kata Acep pada Selasa, 5 Agustus 2025.
Acep mengungkapkan, bantuan sendiri baru disalurkan satu kali oleh BAZNAS dan BPBD Lebak tak lama setelah bencana terjadi. Setelahnya, tak ada lagi tindak lanjut.
Padahal, kata Acep, pemerintah desa siap mendukung proses penanganan, termasuk menyiapkan lokasi evakuasi sementara atau penyaluran bantuan logistik.
Baca Juga: Kelompok 92 KKM Uniba Gelar Gotong Royong, Bersihkan Sampah di Desa Cibodas
“Kami terbuka bekerja sama untuk menyediakan lahan atau fasilitas darurat jika memang diperlukan,” terang dia.
Salah seorang warga yang terdampak, Eroh (55), mengakui hal tersebut. Eroh terpaksa harus berpindah-pindah lantaran rumahnya kini nyaris roboh.
Alasan Eroh berpindah-pindah sendiri ialah karena ia merasa tidak enak hati jika harus tinggal lama di kediamannya saudaranya.
“Kami juga tidak mau tinggal berpindah-pindah seperti ini. Tapi rumah kami sudah tidak bisa ditempati. Hunian sementara juga belum ada,” terangnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama, saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa pihaknya tengah melakukan asesmen awal di lokasi kejadian.
“Kami sudah menurunkan tim untuk melihat kondisi kerusakan dan potensi lanjutan dari pergeseran tanah ini. Fokus kami saat ini adalah pemetaan risiko dan kebutuhan warga terdampak,” kata Febby.
Baca Juga: Kudeta Amas Tadjuddin dari Ketua FKUB Kota Serang, Matin Syarkowi : Saya Hanya Penerima Mandat
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa daerah tersebut memang rawan dengan kondisi pergerakan tanah, namun kondisi jelasnya hasil dari hasil asesmen.
“Jadi masih dalam proses, nanti untuk selanjutnya akan kami informasikan,” tandasnya. ***