BANTENRAYA.COM – Kebijakan invasi Rusia terhadap Ukraina sejak 24 Februari 2022 telah memberikan dampak bagi warga negara yang beribukotakan Kyiv tersebut.
Warga sipil Ukraina tidak pernah sama sekali membayangkan bahwa kehidupan mereka yang damai telah berubah menjadi sulit setelah Rusia melakukan invasinya.
Tidak hanya sulit, kehidupan warga Ukraina semakin rumit ketika mereka terpaksa mengungsi dari negaranya untuk menyelamatkan nyawa keluarganya dari invasi Rusia.
Baca Juga: link Download Dev-C++ Gratis! Aplikasi Untuk Programer yang Mudah Digunakan
Bantenraya.com coba menyajikan beberapa kisah dan pernyataan dari warga Ukraina yang telah mengungsi ke negara-negara tetangga, yang dikutip dari laporan Reuters.
Pengungsi dari warga Ukraina adalah laki-laki, wanita dan anak-anak. Beberapa anak-anak terlihat memegang boneka beruang, terus mengalir melalui perbatasan Siret di mana suhu turun hingga minus 2 Celcius (28 Fahrenheit) dalam semalam.
Para pengungsi Ukraina menuju negara Rumania di mana jarak antara kedua negara tersebut sekitar 700 kilometer.
Sambil menarik koper dan membawa ransel, mereka disambut oleh petugas pemadam kebakaran dan sukarelawan Rumania yang membawa barang-barang mereka ke bus yang mengangkut mereka selanjutnya.
Lebih jauh ke Selatan di Isaccea, persimpangan perbatasan yang sibuk di Danube, Tanya pengungsi dari Mykolaiv di Ukraina Selatan mengatakan, dia melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa anaknya.
“Dalam perjalanan ke sini saya menangis karena saya mencintai negara saya, saya ingin tinggal di Ukraina tetapi saya tidak bisa,” ucap Tanya sambil menahan isak tangis.
Baca Juga: Penetapan Label Halal Diambilalih Kemenag, Fadli Zon: MUI Lebih Terpercaya
Ia juga menyebutkan serangan Rusia telah menghancurkan segalanya sekarang.
Di Moldova, salah satu negara termiskin di Eropa, beberapa pengungsi terlihat pulang ke Ukraina, baik untuk mengambil lebih banyak barang atau berharap untuk kembali selamanya.
Liudmila, yang tidak menyebutkan nama belakangnya nekat akan kembali ke Ukraina untuk mengambil perlengkapan sekolah bagi anak-anaknya di Chisinau, ibu kota Moldova.
Baca Juga: Ratusan Pejabat Eselon II, III dan VI Pemkot Cilegon Bakal Dilantik Ulang, Ada Apa?
“Pada hari Senin mereka mulai belajar online dan itulah mengapa saya harus mengambil beberapa hal untuk mereka, seperti buku, untuk menulis,” ujar Liudmila.
UNHCR mengatakan mereka yang melarikan diri di awal konflik sebagian besar memiliki sumber daya dan kontak di luar Ukraina.
“Tetapi sekarang banyak pengungsi telah pergi dengan tergesa-gesa dan lebih rentan,” ungkap Badan Pengungsi PBB.
Baca Juga: Logika Warganet Mengenai Harta Juragan 99
Seorang pekerja bantuan dari UNHCR Tatiana Chabac melihat banyak orang lanjut usia dan banyak penyandang disabilitas.
“Benar-benar orang yang mengharapkan dan berharap sampai saat terakhir bahwa situasinya akan berubah,” imbuh Tatiana Chabac.
Seorang wanita yang lain, yang tidak menyebutkan namanya saat diwawancari Reuters, menyatakan akan kembali ke Odessa dengan balitanya.
Baca Juga: Tersangka Penipuan Quotex, Akhirnya Doni Salmanan Meminta Maaf
“Kami ingin pulang,” katanya saat melintasi perbatasan ke Ukraina.
Dari keterangan Rusia sendiri telah membantah bahwa serangan yang mereka lancarkan menargetkan warga sipil.
Rusia juga menegaskan dan menggambarkan tindakannya sebagai ‘operasi militer khusus’.
Baca Juga: Tiga Truk Laka Beruntun, 1 Tewas di Tol Tangerang-Merak KM 68
Ukraina dan sekutu Barat menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk invasi Rusia ke negara demokratis berpenduduk 44 juta jiwa. ***

















