BANTENRAYA.COM – Pemkab Serang bersama dengan masyarakat Kampung Seni Yudha Asri, Desa Mander, Kecamatan Bandung menggelar pesta rakyat Ngaruwat Bumi selama 7 hari.
Pesta rakyat Ngaruwat Bumi sendiri ditetapkan Pemkab Serang sebagai wisata budaya.
Pada acara Ngaruwat Bumi ini, berbagai pertunjukan seni ditampilkan seperti seni wayang golek, pentas puisi, teater, band religi.
Kemudian ada seni tari kreasi kontemporer, seni rampak bedug, seni beduk kerok, seni bendrong lesung, seni leluk, dzikir saman, degungan, dan seni ubrug.
Sekda Pemkab Serang Nanang Supriatna mengatakan, pesta rakyat Ngaruwat Bumi dilaksanakan selama tujuh hari penuh sebagai salah satu upaya meningkatkan pariwisata di Kabupaten Serang.
“Di Anyer-Cinangka ada wisata pantai, di Padarincang ada wisata pegunungan, dan di Kecamatan Bandung ini ada wisata budaya,” ujarnya, Senin 24 Juni 2024.
Baca Juga: Survei Balon Walikota Partai Nasdem Kota Serang Mengerucut 3 Besar, Pengumuman Tunggu Momentum
Ia menjelaskan, Pemkab Serang berkomitmen untuk terus mengembangkan pariwisata dengan mengkolaborasikan berbagai jenis wisata yang ada di Kabupaten Serang.
“Untuk pengembangan pasti ada bantuan dari APBD (anggaran pendapatan daerah) dan ada juga dari CSR (corporate social responsibility),” katanya.
Kepala Desa Mander, Kecamatan Bandung Edo Saepudin mengatakan, sejak Desa Mander ditetapkan sebagai wisata budaya oleh Bupati Serang Rt Tatu Chasanah terus dilakukan pengembangan.
Baca Juga: Promosi Judol di Instagram 5 Selebgram di Banten Dibui, Salah Satunya Artis
Salah satunya menggelar agenda rutin tahunan yakni pesta rakyat Ngaruwat Bumi.
“Dengan kehadiran semua OPD (organisasi perangkat daerah) di sini saya sangat berterima kasih,” ungkapnya.
“Harapan kami khususnya masyarakat Desa Mander dan umumnya masyarakat Kecamatan bandung kegiatan Ngaruwat Bumi ini oleh Pemkab Serang ditetapkan menjadi agenda tahunan,” ujarnya.
Ia menuturkan, tanpa adanya campur tangan dari Pemkab Serang, wisata budaya akan sulit berkembang.
“Kegiatan Ngaruwat Bumi ini sudah lama sejak tahun 70-an. Dulu digelar di masing-masing RT, waktu saya dilantik jadi kepala desa kita ada di satu tempat,” ungkapnya.
Ketua pelaksana kegiatan Mohamad Nasir menejelaskan, Ngaruwat Bumi digelar sebagai rasa syukur masyarakat kepada pemilik bumi yakni Allah SWT yang telah menyuburkan bumi sehingga hasil panen pertanian bisa dirasakan oleh masyarakat.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Money Changer di Kota Serang Akui Sepi Penukaran
“Ritualnya kita akan bertawasul dan membaca hadoroh, kita kumpul bersama seluruh masyarakat nanti di hari terakhir yaitu hari Minggu 30 Juni 2024,” tuturnya.
“Pada kegiatan ini kita melestarikan berbagai kesenian tradisional,” ujarnya.***