BANTENRAYA.COM – Mahasiswa Wasilatul Falah memberikan pelatihan mengelola sampah menjadi uang kepada puluhan warga Desa Sangkanwangi, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Pelatihan digelar di Aula Desa Sangkanwani pada Rabu 31 Januari 2024, dengan tujuan mengurangi dampak negatif sampah dan mewujudkan ekonomi masyarakat yang kreatif.
Kegiatan tersebut memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana mengelola sampah menjadi berbagai macam produk seperti, batako, pupuk, dan lain sebagainya.
Mahasiswa Wasilatul Falah Udi Wahyudi mengatakan, puluhan warga sangat antusias dalam mengikuti pelatihan pengelolaan sampah jadi uang.
Baca Juga: Manchester City vs Burnley: Duel Sang Guru Lawan Muridnya, Siapa yang Unggul?
“Warga sangat antusias ya, acara ini juga merupakan salah satu rangakaian kegiatan KKN-PKM STAI Wasilatul Falah kelompok dua,” kata dia kepada Bantenraya.com.
Ia mengungkapkan, pelatihan bertujuan untuk mewujudkan ekonomi masyarakat yang kreatif dan mengurangi dampak negatif dari limbah sampah.
“Dengan cara gerakan nol lombah, kami yakin masyarakat akan terhindar dari dampak negatif limbah sampah, bahkan bisa mendapatkan uang,” terang Udi.
Udi menuturkan, pelatihan pengelolaan sampah menjadi uang bekerjasama dengan Inisiator Bank Sampah Digital Kabupaten Lebak.
“Kami bekerjasama dengan pak Mulyadi Amin ya, beliau juga yang memberikan cara bagaimana sampah bisa menjadi uang,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan mengumpulkan sampah rumah tangga seperti pelastik dan lain sebagainya, sampah dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.
“Bikin bank sampah digital, kemudian masyarakat menjual ke pengelola sampah. Setelah itu, pengelola sampah dapat mengolah kembali sampah rumah tangga menjadi barang siap pakai atau pupuk,” tambahnya.
Sementara itu, Tokoh masyarakat setempat, Abdul Qosim mengapresiasi langkah Mahasiswa KKN STAI Wasilatul Falah.
Baca Juga: Warga Desa Wantisari Kabupaten Lebak Tolak Pematokan Lahan Oleh Pemprov Banten
“Saya berharap bank sampah menjadi tonggak awal menuju wilayah bebas sampah, mendukung Gerakan Nol Limbah Nusantara dengan alam, dan mewujudkan ekonomi kreatif,” singkat dia.***