BANTENRAYA.COM – Ustadz Abdul Somad menceritakan, saat dirinya berada di Kota Mesir. Saat puasa Ramadhan di Mesir ada salah satu tempat bernama Maidaturrahman.
Maidaturrahman yang dimaksud Ustadz Abdul Somad artinya meja makan atau hidangan yang disediakan oleh para donatur di Kota Mesir untuk berbuka puasa Ramadhan.
“Menjelang berbuka puasa, kami giling cabai, bawang dan tomat. Masukkan ke plastik. Langsung menuju tenda. Di depan tenda-tenda tertulis, Maidaturrahman,” ujar Ustadz Abdul Somad.
Baca Juga: Pemprov Banten Sediakan 900 Kuota Mudik Gratis Lebaran 2023, Ini 10 Kota Tujuan Program Tersebut
“(Maidaturrahman) artinya meja makan (hidangan) Allah yang maha penyayang, karena yang memberi tidak mau disebutkan namanya,” imbuhnya.
Dikutip Bantenraya.com dari akun Instagram @ustadzabdulsomad_official, Selasa 28 Maret 2023, Ustadz menilai, begitulah tradisi di Mesir. Hampir di setiap tempat ada Maidaturrahman.
“Di stasion kereta api, terminal bus, pinggir jalan dan semua ada ruang kosong mereka manfaatkan untuk berbagi. Tanpa terasa, empat kali Ramadhan (1998-2002), tidak pernah buka puasa di rumah,” jelasnya.
Baca Juga: Alasan Mantri SH Suntik Kades Curuggoong Kabupaten Serang, Takut Karena Korban Punya Badan Besar
Menurutnya, hari berganti, musim berubah. Saat tabligh akbar di Banten tahun 2018, dirinya sempat silaturrahim ke rumah Wahidin Halim (Mantan Gubernur Banten).
Tak disangka, berjumpa dengan Dr Noer Hassan Wirajuda, Dubes waktu di Cairo.
“Bapak kan udah keliling dunia, dari Jakarta sampai Jenewa. Mana tempat yang paling berkesan? tanya Ustadz Abdul Somad.
Baca Juga: Tarif Bus PO Shantika dari Jakarta ke Semarang, Kudus, Jepara pada Arus Mudik Lebaran 2023
“Mesir,” jawab Dr Noer Hassan Wirajuda.
“Mengapa Mesir? tanya Ustadz Abdul Somad.
Dr Noer Hassan Wirajuda menjawab, saat menjadi Dubes di Cairo. Indonesia sedang krisis moneter.
Mahasiswa Indonesia terancam pulang. Ia bertemu dengan masyarakat Mesir menyampaikan kondisi yang terjadi.
Baca Juga: FIFA Matchday Leg 2 Timnas Indonesia vs Burundi, Saatnya Tim Garuda Terbang Tinggi
“Orang Mesir banyak sekali yang datang memberikan bantuan. Suatu ketika ada seorang anak muda memberikan bantuan. Saya perintahkan staff untuk mengikutinya. Ternyata ia seorang penjual buah di pinggir jalan.
“Ada orang Mesir yang datang hanya ingin menyampaikan, saya tidak kaya, hanya punya mesin photocopy,” tuturnya.
“Anak Indonesia yang photo copy, saya beri gratis. Itu yang tidak saya temukan di tempat lain,” ungkapnya.
Baca Juga: 30 Maret 2023 Memperingati Apa? Ternyata Berkaitan dengan Bioskop, Libur atau Tidak?
“Betul kata pak Dubes. Saat itu pesawat Hercules tanpa kursi sudah siap menjemput kami pulang. Tapi orang Mesir tidak mengizinkan kami pulang,” tuturnya.
“Sampai Ramadhan 2002, Muhandis Abdussalam, seorang peternak ayam, masih memberikan tiga ratus Pound untuk kami,” terangnya. ***