BANTENRAYA.COM – Sebanyak 200 lebih warga Rohingya yang terdampar di pantai Aceh dalam kondisi darurat.
Warga Rohingya tergelepak dan terbaring lemas, diduga akibat diterjang badai dan terombang-ambing ditengah laut.
Diketahui, warga Rohingnya beberapa bulan terakhir ini sempat menepi juga di pantai Aceh, dan kini sudah melakukan 4 kali pendaratan dengan kondisi yang sama.
Baca Juga: Unggahan Seleb TikTok Nirwana Selle Sebelum Meninggal Jadi Sorotan, Sudah Punya Firasat?
Dilansir Bantenraya.com dari akun instagram @infokomando.official, dalam rekam itu juga ternyata warga Rohingnya merupakan imigran gelap yang nekat menerobos badai laut dengan resiko sangat berbahaya, Selasa 27 Desember 2022.
Nah disisi lain menurut juru bicara kepolisian setempat Winardy mengatakan, kapal kayu yang membawa pengungsi Rohingya tiba sekitar pukul 17.30 di sebuah pantai di provinsi Aceh paling barat di Indonesia.
“185 imigran Rohingya mendarat di (kabupaten) Pidie. Jumlah tersebut terdiri dari 83 laki-laki dewasa, 70 perempuan dewasa dan 32 anak-anak,” kata Winardy.
Baca Juga: Tajwid Cinta Episode 44, Selasa 27 Desember 2022: Link Streaming, Sinopsis, dan Jam Tayang
Tak hanya itu saja ia menuturkan bahwa pihak berwenang tengah berkoordinasi dalam penanganan pengungsi, mengingat pendaratan mereka semakin sering di Aceh.
Pendaratan kapal Senin di Aceh terjadi sehari setelah kapal lain yang membawa 57 pengungsi Rohingya mendarat di provinsi itu setelah sebulan di laut.
Para pengungsi sementara ditampung di fasilitas lokal.
Baca Juga: Brand Rabbani Tengah Menjadi Sorotan, Ternyata Ini Penyebabnya
Sehingga petugas kesehatan merawat mereka yang sakit.
Beberapa tampak sangat lemah dan kurus dan diinfus oleh staf medis.
Sementara menurut Badan pengungsi Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat, pada November, dua kapal yang membawa total 229 orang Rohingya mendarat di provinsi yang sama.
Baca Juga: 6 Ide Tren Kencan Diprediksi Bakal Populer Di Tahun 2023, Nomor 4 Paling Seru
Sedangkan di Malaysia yang relatif makmur adalah tujuan favorit para pengungsi, tetapi banyak yang pertama kali mendarat di Indonesia yang mayoritas Muslim, dipandang lebih ramah.
Badan-badan PBB dan kelompok hak asasi manusia telah meminta bantuan mendesak negara-negara di kawasan itu setelah beberapa kapal yang membawa Rohingya dilaporkan terapung selama berminggu-minggu di Samudera Hindia.***
















