BANTERAYA.COM – Napi teroris Umar Patek mendapatkan program bebas bersyarat, Rabu 7 Desember 2022.
Umar Patek merupakan perancan dan perakit bom Bali I yang menewaskan 202 orang.
Sepak terjang Umar Patek selaku ahli perakit bom ini juga dikenal berulangkali lolos dalam penyergapan yang dilakukan aparat di sejumlah negara.
Baca Juga: Yuk Dicoba Link Ujian Doc Google Form Fans NCT, Ketahui di Tingkat Mana Kamu Menjadi NCTzen
Sebelum tertangkap, Ia kerap berpindah-pindah dan wilayah operasinya tak berbatas hingga mampu mengerakan semua pasukan teroris diberbagai Negara.
Nah ia juga tercatat menjadi instruktur di sejumlah kamp perjuangan kelompok Islam di beberapa negara, terutama untuk keahliannya merakit bom.
Berikut sepak terjang Umar di sejumlah Negar yang diakusi bisa menggerakan semua pasukan teroris, dilansir Banteraya.com dari berbagai sumber, 9 November 2022.
Baca Juga: Kisi-kisi Soal Wawancara PPK Pemilu 2024 yang Sering Ditanyakan Pewawancara
– Umar Patet tercatat pernah ikut terlibat perjuangan Moro Islamic Liberation Front (MILF) di Mindanao, Filipina pada tahun 1995.
Kelompok tersebut mualanya adalah sebuah grup pecahan dari Gerakan Kemerdekaan Muslim (MNFL).
MNLF merupakan salah satu organisasi utama dari golongan separatis Moro selama sekitar dua dekade dari 1970an.
Baca Juga: Aris Nugraha Kasih Kode Bocoran Episode Terakhir Preman Pensiun 7, Akan Ada Perang Besar?
Kelompok tersebut berjuang demi kemerdekaan Bangsamoro yang meliputi wilayah Mindanao, Palawan dan Sulu
Pada 1996, MNLF menandatangani sebuah perjanjian damai dengan pemerintah Filipina dengan kesepakatan untuk membuat Kawasan Otonomi Muslim Mindanao.
Itu merupakan sebuah kawasan yang terdiri dari dua provinsi daratan utama dan tiga provinsi pulau di mana penduduk yang didominasi Muslim menikmati pemerintahan sendiri.
Baca Juga: Serbuuu…. Rayakan 100 Juta Pelanggan, IOH Hadirkan Promo Spesial Paket Data 100 GB Seharga Rp100.000
Nah peran itu digunakan Umar Patet sebagai ahli teknik perakitan boom kala itu.
– Umar Patet menjadi Instruktur di kamp militer Jemaah Islamiyah di Hudaibiyah, Filipina pada tahun 1998.
Berlanjut dari pecahan dari Gerakan Kemerdekaan Muslim, Umar kala itu menjabat sebagai kamp militer Jemaah Islamiyah di Hudaibiyah lantaran memiliki kecerdasaan dibawah orang normal.
Baca Juga: Link Nonton Drakor The First Responders Episode 8 Sub Indo Full Movie, Bukan Bilibili atau Dramaqu
Keberadaan organisasi ini disangkal oleh pemuka-pemuka agama dan para politisi seperti Hamzah Haz dan Amien Rais mengingat sulitnya memahami antara aksi dan tujuan yang hendak dicapai dari setiap aksi.
Menurut informasi intelijen, Jemaah Islamiyah mendapat bantuan keuangan dari kelompok teroris lain seperti Abu Sayyaf dan Al Qaeda.
– Pada tahun 2000 Umar juga ikut mengabil peran saat konflik Ambon terjadi.
Baca Juga: Mommy Rachel Kembali Ajak Laura untuk Jadi Kupu-Kupu Malamdi Episode 4, Apakah Tergoda?
Konflik kekerasan yang terjadi di Maluku Sebagian besar lebih berpusat di Ambon.
Pada tahun 1999 sampai 2002 konflik kekerasan di Ambon menewaskan hampir dari 5.000 nyawa, konflik ini merupakan konflik yang paling dahsyat di Indonesia setelah keruntuhan rezim pemerintahan Soeharto.
Berawal Pecahnya konflik ini diperparah dengan adanya rumor seputar symbol keagamaan, seperti terjadinya serangan pada masjid ataupun gereja.
Baca Juga: Media Portugal Sebut Ronaldo Ogah Bela Timnya Lagi di Piala Dunia Qatar 2022, Ini kata FPF
Puncak konflik ini yaitu adanya pembantaian Tobelo dan serangan terhadap Gereja Silo yang berada di tengah pusat Kota Ambon pada tanggal 26 Desember 1999.
Gereja ini merupakan salah satu Gereja Protestan Maluku yang terbesar dan terbakar habis pada hari selesai perayaan Natal.
Sementara itu, pada hari yang sama umat Muslim di Masjid desa Tobelo terburnuh hampir 800 orang oleh umat Kristen.
Baca Juga: Preman Pensiun 7 Makin Seru, Yayat sama Agus Ditantang Duel
Adanya serangan ini membuat antara kedua umat tersebut terlibat lebih jauh dalam konflik kekerasan, sampai- sampai para apparatpun tidak dapat menanganinya.
– 12 Juli 2005
Militer Filipina kembali mengklaim telah menewaskan Umar Patek dan Dulmatin bersama gerilyawan lainnya dalam sebuah serangan ke kota Datu Odin Sinsuta, di Selatan Mindanao.
– 30 November 2005
Bersama Dulmatin, dikabarkan tengah membangun basis di Filipina Selatan dan memisahkan diri dari jaringan di Indonesia.
Baca Juga: Bocoran Ending Preman Pensiun 7 Akan Ada Adu Jotos Bang Edi Vs Trio MCU dan Iwan
Informasi ini didapat dari interogasi aparat keamanan Indonesia terhadap Abdullah Sunata, salah satu tersangka terorisme di Indonesia.
– Oktober 2005
Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan sayembara penangkapan Umar Patek senilai US$ 1 juta.
– Desember 2006
Pihak kejaksaan Filipina mengajukan tuduhan pembunuhan terhadap Dulmatin dan Umar Patek serta 23 gerilyawan Filipina atas keterlibatan mereka dalam sebuah serangan bom yang menewaskan delapan orang dalam sebuah festival kota pada 10 Oktober 2006.
Baca Juga: Tidak Kapok! Sukanta Kepergok lagi, Cecep Sindir Ini di Preman Pensiun 7
– Februari 2008
Militer Filipina mengumumkan Umar Patek terluka setelah kamp mereka di Sugala, Provinsi Tawi-Tawi, Filipina Selatan diserang. Sedangkan Dulmatin saat itu dikabarkan tewas.
– Juli 2009
Penasihat Keamanan Nasional Filipina Norberto Gonzales menyatakan sekitar 30 anggota JI diketahui beroperasi di Mindanao.
Kelompok tersebut di antaranya beranggotakan Umar Patek dan Dulmatin asal Indonesia yang melarikan diri ke Mindanao tahun 2003 setelah pengeboman di Bali.
Baca Juga: Ending Preman Pensiun 7 Yayat dan Agus Kembali ke Bang Edi, Siapkan Misi Perang?
– Maret 2011
Aparat Keamanan Pakistan mengumumkan penangkapannya.
Dan kabar terakhirnya pada tahun ini 2022 sosok Umar Patet resmi mneghirup udara segara lantaran dirinya telah memenuhi syarat 2/3 dari masa kurungan.***