BANTENRAYA.COM – Dikalangan masyarakat meyakini bahwa Rebo Wekasan diakhir Bulan Safar merupakan mala petaka yang sering dekenal dengan bala.
Bala memiliki arti akan terjadi musibah yang menimpa, pasalnya di hari tersebut diyakini bahwa Allah akan menurunkan banyak bencana.
Lalu bagaimana Rebo Wekasan menurut Abuya Yahya? Sebab dalam peringatan tersebut juga dilakukan beberapa amalan seperti sholat hingga dzikir.
Baca Juga: Incaran Pria! Video Aulia Salsa Marpaung Berhijab Tapi Pamer Bagian tubuh
Ia menjelaskan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Tasa’um (anggapan sial) ini telah terkenal pada umat jahiliah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan muslimin hingga saat ini, dikutip Bantenraya.com dari YouTube Al-Bahjah TV, Rabu 21 September 2022.
Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah, “Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar.
Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa.” (HR Imam al-Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Runtah yang Viral di TikTok: Kamu Jangan Termasuk Ya Ladies
Ungkapan hadits laa ‘adwaa’ atau tidak ada penularan penyakit itu, bermaksud meluruskan keyakinan golongan jahiliyah, karena pada masa itu mereka berkeyakinan bahwa penyakit itu dapat menular dengan sendirinya, tanpa bersandar pada ketentuan dari takdir Allah.
Sakit atau sehat, musibah atau selamat, semua kembali kepada kehendak Allah. Penularan hanyalah sebuah sarana berjalannya takdir Allah.
Namun, walaupun keseluruhannya kembali kepada Allah, bukan semata-mata sebab penularan, manusia tetap diwajibkan untuk ikhtiar dan berusaha agar terhindar dari segala musibah.
Baca Juga: Banyak Koruptor Bebas Cepat, Hotman Paris: Asal Berkelakuan Baik dan Mau Berkebun
Dalam kesempatan yang lain Rasulullah bersabda: “Janganlah unta yang sakit didatangkan pada unta yang sehat”. Maksud hadits laa thiyaarata atau tidak diperbolehkan meramalkan adanya hal-hal buruk adalah bahwa sandaran tawakkal manusia itu hanya kepada Allah, bukan terhadap makhluk atau ramalan.
Karena hanyalah Allah yang menentukan baik dan buruk, selamat atau sial, kaya atau miskin. Dus, zaman atau masa tidak ada sangkut pautnya dengan pengaruh dan takdir Allah. Ia sama seperti waktu- waktu yang lain, ada takdir buruk dan takdir baik.
Menurut Buya Yahya, yang dicerita diatas merupakan tentang cerita torang saleh mendapatkan berita (ilham) bahwasanya di hari itu akan turun penyakit.
Baca Juga: Reza Arap Selingkuh Dibenarkan Wendy Walters, Netizen: Justru Sebut Sebagai Karma Buat Ciwen
Lalu meminta perlindungan dari Allah agar dijauhkan dari penyakit.
“Kalau (ajaran) dari nabi tidak ada, cuma kalau udah katanya ulama selagi tidak bertentangan dengan ajaran nabi tidak bisa kita (katakan) langsung murni bid’ah,” jelasnya
Menurutnya, ketika orang saleh mendapatkan ilham boleh dipercaya boleh juga tidak. Dengan catatan selama yang dilakukan hasil ilham tersebut tidak bertentangan dengan ajaran nabi.
Baca Juga: 3 Film Dewasa Indonesia yang Pernah Tayang, Baim Wong Salah Satu Pemerannya
“Misalnya bersedekah atau salat hajat agar dijauhkan dari malapetaka, maka mengikuti ilham selagi itu tidak bertentangan syariat itu boleh,” Buya Yahya mencontohkan.***