BANTENRAYA.COM — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang akan mengusulkan anggaran untuk pembangunan ruang kelas baru (RKB) untuk SD Negeri Angsana yang kekurangan ruangan.
Diketahui siswa SD Negeri Angsana terpaksa menggunakan ruangan guru sebagai ruang kelas siswa karena siswa yang mendaftar pada tahun ini jumlahnya dua kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang Yayan Kosasih mengatakan untuk mengatasi kekurangan ruangan sebagaimana dialami oleh SD Negeri Angsana maka pada tahun 2023 yang akan datang pihaknya akan mencoba mengusulkan anggaran untuk pembangunan ruang kelas baru di sekolah tersebut.
Baca Juga: Memiliki Kisah Pilu, Manoj Punjabi Siap Buatkan Film Tentang Mendiang Laura Anna
Secara luasan SD Negeri Angsana masih memiliki cukup lahan untuk dibangun ruang kelas baru di atasnya.
“Kami akan coba usulkan tahun depan,” kata Yayan, Kamis, 28 Juli 2022.
Sehingga nantinya di ruangan inilah para siswa akan belajar dan tidak lagi belajar di ruangan guru seperti yang ada saat ini.
Baca Juga: LPA Banten: Jangan Kawinkan Korban Pemerkosaan dengan Pelaku
Sementara para guru bisa kembali menggunakan ruangan mereka bukan menggunakan rumah dinas seperti yang terjadi sekarang.
Yayan mengatakan, anggaran yang akan coba diusulkan untuk membangun ruang kelas baru adalah sebesar Rp250 juta.
Dia mengatakan, biaya pembangunan ruang kelas baru di atas tsnah lebih murah dibandingkan dengan pembangunan ruang kelas baru di atas ruangan yang sudah ada dengan cara menyuntik ruangan tersebut dengan ditinggikan.
Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1055: Kelompok Topi Jerami Tinggal Selangkah Lagi Menuju Laugh Tale
Sebab bila harus menyuntik ruangan yang sudah ada anggaran yang dibutuhkan bisa mencapai Rp400 juta sampai dengan Rp500 juta.
Namin pada sekolah yang sudah tidak lagi memiliki lahan tetapi jumlah siswa membludak maka tidak ada pilihan lain selain meninggikan bangunan dengan cara menyuntik bangunan yang sudah ada.
Hal ini biasanya terjadi pada sekolah-sekolah dengan pertumbuhan pemukiman yang sangat padat di sekitarnya.
Sebelumnya diberitakan akibat pendaftaran siswa yang membludak pada tahun ini siswa kelas 1 yang berjumlah 2 rombongan belajar (rombel) di SD Negeri Angsana terpaksa menggunakan ruangan guru sebagai kelas untuk belajar.
Sementara para guru karena tidak bisa menggunakan ruangan mereka disebabkan karena untuk digunakan sebagai ruang kelas maka mereka menggunakan rumah dinas di sekolah tersebut yang sebelumnya kosong. Namun karena rumah dinas tersebut cukup kecil maka para guru harus rela berdesakan di ruangan tersebut.
Kepala SD Negeri Angsans Kokom Komalasari mengaku tidak menyangka bila jumlah siswa yang mendaftar pada tahun ini mencapai dua kali lipat jumlah siswa yang biasa mendaftar di sekolah tersebut.
Akibatnya siswa kelas 1 harus menggunakan ruang guru sebagai tempat belajar..*