BANTENRAYA.COM – Kasus cacar monyet atau monkeypox mulai merebak di Eropa dan Amerika namun China menyebut jika hal itu tak lebih bahaya dari Covid-19.
Tak hanya itu, China juga mengklaim jika tingkat risiko penyakit cacar monyet timbul di negara cukup rendah.
Meski demikian, China juga tetap melakukan sejumlah persiapan dan pencegahan akan potensi munculnya penyakit cacar monyet.
Baca Juga: Astaghfirullah! 3 Akibat yang Harus Ditanggung dari Perbuatan Zina
Sejauh ini tercatat, Inggris melaporkan 9 kasus cacar monyet yang diimpor dari Afrika Barat, Portugal dengan lima kasus dikonfirmasi.
Kemudian Spanyol sedang menguji 23 kasus potensial, dan AS mengaku hanya ada 1 kasus yang muncul.
Dikutip Bantenraya.com dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), cacar monyet sendiri merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.
Virus monkey pox yang jadi penyebab cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Virus monkeypex dapat tinggal di hewan pengerat Afrika dan primata seperti monyet hingga akhirnya menginfeksi manusia.
“Kasus yang jarang terjadi di luar Afrika dapat berarti potensi epidemi di tempat-tempat ini. Kita harus memperhatikannya dengan seksama,” kata seorang ahli imunologi China yang berbasis di Beijing kepada Global Times.
Baca Juga: Kakek Nikahi Gadis 19 Tahun, Sosok H Sondani Dikenal Dermawan yang Sering Berangkatkan Umroh Warga
Sebagai langakh pencehahan, pakar tersebut menyarankan agar China menerapkan karantina kepada pasien cacar monyet yang datang dari perjalanan internasional.
Adapun tingkat kematian cacar monyet, ungkap sang pakar, setara dengan SARS penyebab Covid-19 tetapi dinyatakan kurang menular.
Selain itu, seorang pakar dari Inggris juga menyatakan bahwa penyebaran cacar monyet untuk menjadi seperti Covid-19 masih sangat rendah.
Dikutip dari WHO, cacar monyet sendiri pada umumnya akan sembuh sendiri setelah timbul gejala selama 2-4 minggu.
Meski telah terbukti bisa menyebabkan kematian namun prosentasenya hanya 3-6 persen. ***