BANTENRAYA.COM – Erupsi Gunung Anak Krakatau atau GAK biasanya mengeluarkan abu vulkanik atau dikenal hujan abu vulkanik.
Jangan anggap remeh abu vulkanik yang ditimbulkan erupsi Gunung Anak Krakatau.
Sebab, ukuran abu vulkanik memiliki ukuran kecil mencapai 10 sampai 5 mikron, dan memiliki kandungan material silika sejenis kristal, yang sangat berbahaya untuk kesehatan terutama paru dan mata.
Baca Juga: Bosan Kue Kering dan Sembako, Ini Referensi Isi Parcel Lebaran yang Cocok Buat Keluarga Hingga Pacar
Jika terhirup bisa membuat gangguan pernapasan atau sesak nafas, hingga bisa mengakibatkan kebutaan mata permanen jika sampai masuk ke bagian mata.
Sudah beberapa hari ini, Gunung Anak Krakatau erupsi atau meletus sehingga menyemburkan lava panas dan menyebabkan hujan abu vulkanik sampai jarak 75 kilo meter dari lokasi gunung.
Beberapa daerah kecamatan di Kabupaten Pandeglang juga terdampak dengan hujan abu vulkanik tersebut.
Baca Juga: Apa itu Toxic Relationship, Ini Penjelasan Psikolog Tia Rahmania
Namun, beberapa warga Pandeglang menganggap remeh abu vulkanik.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Pandeglang membenarkan, telah terjadi hujan abu melanda wilayah Kecamatan Sumur.
Girgi mengimbau, kepada masyarakat agar selalu mengenakan masker saat menjalankan aktivitas di luar rumah.
Baca Juga: Cara Membeli Tiket Kapal Ferry Online Melalui Aplikasi Ferizy
Abu vulkanik jika terhirup banyak dapat mengganggu kesehatan tubuh.
“Bisa menyebabkan gangguan hidung tersumbat, batuk, sesak napas dan bronkitis. Oleh karena itu diwajibkan kepada warga untuk memakai masker,” katanya dikutip BantenRaya.Com dari berbagai sumber.
Beberapa akibat fatal dari abu vulkanik tersebut yakni terganggunya saluran pernapasan.
Hal itu, karena jika ukuran abu vulkanik yang berukuran 10 sampai berukuran 5 mikron bisa menembus sampai ke paru-paru maka menyebabkan terjadinya pernapasan akut dan kronis.
Baca Juga: Warga Kelurahan Drangong Kota Serang Masih Banyak yang Dolbon
Gangguan pernapasan akut merupakan gangguan iritasi saluran napas dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Gangguan pernapasan akut ini biasanya ditandai dengan hidung beringus, sakit tenggorokan dan batuk, mengi atau sesak nafas, bahkan bronkitis atau kondisi terjadinya perdagangan radang pada saluran utama pernapasan.
Sementara itu, gangguan pernapasan kronik akibat paparan abu vulkanik pada saluran pernapasan adalah silikosis.
Baca Juga: Memilih Pakaian Lebaran 2022 yang Cocok dan Nyaman Dikenakan, Ini Tipsnya…
Secara singkat silikosis merupakan penyakit yang diakibatkan penumpukan partikel kristal silika yang terkandung dalam abu vulkanik, yang mengakibatkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut
Sementara, abu vulkanik juga bisa mengakibatkan kebutaan terhadap mata.
Jika abu vulkanik mengenai mata maka akan menyebabkan mata merah, gatal, dan kadang disertai nyeri.
Untuk tahap yang lebih berat, abu vulkanik yang mengenai mata bisa sampai merusak kornea dan menyebabkan kebutaan permanen. ***