BANTENRAYA.COM – Masyarakat Indonesia sempat dihebohkan oleh candaan Gus Miftah yang dianggap menyinggung pedagang minuman.
Candaan Gus Miftah tersebut menjadi viral di media sosial dan memicu reaksi negatif dari banyak pihak.
Dalam video yang beredar, Gus Miftah tampak melontarkan candaan yang dinilai sebagian warganet sebagai olok-olokan terhadap seorang pedagang.
Baca Juga: Usai Belajar Pengelolaan Sampah di Kota Mendoan, Pemkab Serang Akui Kesulitan Bangun TPSA Gegara Ini
Hal ini memicu kritik tajam dari masyarakat yang merasa tindakan tersebut tidak pantas.
Menanggapi kegaduhan tersebut, Gus Miftah akhirnya memberikan klarifikasi dan permohonan maaf.
Klarifikasi ini disampaikan melalui sebuah unggahan di akun Instagram @dunia_hiburan2018 pada Selasa, 3 Desember 2024.
Baca Juga: Materi Pokok Soal Seleksi Kompetensi Teknis PPPK 2024, Bagian 1
“Saya, Miftah Maulana Habiburohman, menanggapi hal yang viral hari ini. Pertama, dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya,” ujar Gus Miftah.
Ia menjelaskan bahwa candaan merupakan kebiasaan dalam interaksinya dengan banyak orang, tetapi kali ini ia menyadari candaannya telah menimbulkan salah paham.
“Saya sering bercanda dengan siapa saja. Oleh karena itu, atas candaan yang bersangkutan, saya akan meminta maaf secara langsung kepada yang bersangkutan, dan semoga pintu maaf dibukakan untuk saya,” tambahnya.
Baca Juga: Gelombang Tinggi di Selat Sunda, Sopir Truk Antre Belasan Jam di Pelabuhan Merak
Selain itu, Gus Miftah juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia atas kegaduhan yang terjadi.
“Kedua, saya meminta maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu dengan candaan saya, yang mungkin dianggap berlebihan. Saya sangat menyesali hal ini,” lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa kejadian ini menjadi bahan introspeksi bagi dirinya agar lebih berhati-hati dalam berbicara di depan umum.
Baca Juga: Cuci Sepeda Motor di Sungai Cangkore, Warga Cikeusik Pandeglang Tewas Terbawa Banjir Bandang
“Semoga ke depannya, tidak ada lagi kejadian serupa yang membuat gaduh masyarakat Indonesia,” tutup Gus Miftah.
Permintaan maaf ini diharapkan dapat meredakan polemik yang telah terjadi dan menjadi pelajaran untuk semua pihak dalam menjaga etika komunikasi, terutama di ruang publik.***