BANTENRAYA.COM – Kondisi Sub Terminal Cadasari makin memprihatinkan. Pasalnya, hampir seluruh bagian dinding sub terminal tersebut menjadi objek vandalisme.
Selain itu, Sub Terminal Cadasari juga terlihat sangat sepi dan tidak terlihat adanya tanda-tanda bongkar muat penumpang seperti pada terminal-terminal umumnya.
Kendaraan angkutan kota atau angkot sendiri terlihat lebih memilih menaikan atau menurunkan penumpang di sisi jalan utama Serang-Pandeglang tanpa memasuki area terminal terlebih dahulu.
Hal tersebut tentunya membuat jalan utama sering mengalami kepadatan kendaraan, bahkan kemacetan. Terlebih, area tersebut juga dekat dengan Pasar Cadasari dan terdapat persimpangan yang cukup sibuk.
Salah satu sopir angkot yang enggan disebut namanya mengaku bahwa sub terminal Cadasari memang tidak pernah digunakan sebagai tempat menaikan atau menurunkan penumpang olehnya maupun sopir-sopir lain.
Baca Juga: Barbuk Sabu Berpotensi Diselewengkan Anggota, Jadi Alasan Kapolres Musnahkan Sabu Seberat 30 Kg
Kondisinya yang sedikit berada di dalam dan akses jalan yang buruk, membuat dirinya lebih memilih menunggu penumpang di sisi jalan utama. Selain itu, calon penumpang juga kebanyakan memang berada di sisi jalan utama.
“Itukan terminalnya harus masuk, terus jalannya juga jelek. Ya mending di pinggir jalan gede aja. Di dalam (terminal) juga mana ada penumpang,” katanya kepada Bantenraya.com, Senin, 29 Juli 2024.
Sub Terminal Cadasari sendiri biasanya hanya digunakan sebagai tempat beristirahat olehnya atu sopir-sopir angkot lainnya di jam-jam tertentu. “Paling ke warung aja di situ mah, sopir-sopir yang lain juga sama. Sama tukang-tukang ojek juga ngopi doang kalo ke situ,” imbuhnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Sub Terminal Cadasari sendiri dibangun dengan anggaran sebesar Rp 1,6 miliar menggunakan APBD Kabupaten Pandeglang tahun 2017.
Terminal tersebut kemudian sempat benar-benar terbengkalai, dan kembali dilakukan reaktivasi pada tahun 2022 dengan harapan terminal tersebut bisa ramai dan digunakan sebagaimana mestinya.
Namun, kondisi yang terjadi berdasarkan penuturan sopir angkot sebelumnya malah kebalikannya.
Baca Juga: 6 Elemen Masyarakat Jadi Sasaran Sosialisasi Pilkada, Siap Tingkatkan Partisipasi Pemilih
Salah satu petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Pandeglang yang dijumpai di Sub Terminal Cadasari, Maman Nurzaman juga mengungkapkan terkait keluhan para sopir angkot ketika dipaksa untuk memasuki area terminal, yakni kondisi infrastruktur yang rusak.
“Para sopir malas ke sini karena akses jalan masuknya agak rusak. Kedua, mereka bilang, Pak, ke sini cuma muter aja ya, ya gimana lagi keadaannya begini kan sepi,” kata Maman.
Menurutnya, ketika terminal ini dalam keadaan normal, perhari ada sekitar 60 kendaraan yang memasuki area tersebut. Meski begitu, Maman menerangkan bahwa kondisi terminal Cadasari saat ini hanya sekedar sepi dan bukan terbengkalai.
“Ya, kalau sekarang enggak ada. Kondisinya seperti ini (sepi),” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dishub Kabupaten Pandeglang, Rudiyanto, tak menampik kondisi Terminal Cadasari yang saat ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Meski begitu, pihaknya berencana untuk mereaktivasi terminal tersebut dalam waktu dekat.
“Nanti perkembangannya kita nunggu ada celah nanti, sebab itu udah koordinasi hasil rapat dengan kementerian sifatnya akan ada trayek baru. Trayek dari arah Petir-Pandeglang menuju Jalan Raya Rego sehingga terminal hidup nanti,” kata Rudiyanto.
Ia memastikan Terminal Cadasari bisa kembali beroperasi setelah trayek baru diterbitkan.
“Ya tinggal dimonitor aja, nanti diawasi dengan Kabid Angkutan. Kita bisa bekerjasama dengan Kementerian, rencananya awal Januari 2025 trayek baru dari Serang, Rego, ke arah Petir akan diterbitkan. Nanti angkot bisa ramai,” tandasnya. (***)
Caption :