BANTENRAYA.COM – Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak memiliki satu bangunan peninggalan Belanda yang memiliki nilai histori yang dalam bernama water toren.
Water toren ini tepatnya berada samping Taman Makam Pahlawan dan sudah berdiri sejak tahun 1931.
Bangunan water toren dengan nama asli Watertoren te Rangkasbetoeng merupakan bangunan peninggalan pada masa penjajahan Belanda.
Kini, bangunan Water Toren telah dipercantik melalui revitalisasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak pada tahun 2024.
Informasi yang dihimpun Bantenraya.com, alasan dibangunnya water toren ini adalah untuk menampung air dari Gunung Karang untuk kebutuhan warga di kota kecil Rangkasbitung saat itu.
Zaman dulu warga Belanda yang tinggal di Rangkasbitung ingin menikmati dan mendapatkan air bersih yang segar, walaupun di Rangkasbitung sendiri terdapat Sungai Ciujung.
Baca Juga: Dimyati Hadiri Pelepasan Lulusan SMAN 1 Pandeglang, Mr.Dim: Lulusan Smansa Banyak Jadi Orang Sukses
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dikirimlah air dari mata air di kaki gunung Karang di Pandeglang ke Rangkasbitung.
Air dikirim melalui saluran pipa di sepanjang jalan Rangkasbitung-Pandeglang, kira-kira 30 kilometer panjangnya.
Agar pasokan air mengalir lancar, dibuat juga toren yang sama di Pandeglang yang kini bisa dijumpai di di depan Polres Pandeglang dekat Masjid Agung dan satu lagi di Warunggunung.
Baca Juga: Terbaru! 15 Ucapan Hari Laut Sedunia 2024, Inspiratif dan Penuh Makna untuk Caption Media Sosial
Sehingga total ada 3 water toren yang dibangun Belanda untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Rangkasbitung.
Water toren Rangkasbitung sendiri tetap digunakan untuk penampungan air walaupun Belanda sudah tidak tinggal di Rangkasbitung.
Asetnya kemudian difungsikan untuk menampung air perusahaan daerah air minum (PDAM) hingga tahun 1980-an.
Saat ini water toren sudah tidak digunakan sebagaimana fungsinya namun tetap diabadikan sebagai bagian dari sejarah Rangkasbitung. ***