BANTENRAYA.COM – Desa Magelaran Cilik di Kota Serang, Banten, memiliki kekayaan kuliner tradisional yang jarang dimiliki daerah lain.
Lebih dari 20 jenis makanan khas dihasilkan oleh para pelaku UMKM setempat, terutama kue tradisional khas Banten.
Sayangnya, potensi besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk mengangkat perekonomian desa.
Baca Juga: Ello Ngaku Sempat Geli Saat Disebut Penyanyi Idola Para Wanita, Begini Katanya
Para pengrajin, yang mayoritas adalah perempuan, masih menghadapi sejumlah kendala.
Mulai dari keterbatasan inovasi rasa, kemasan yang kurang menarik, hingga minimnya pemahaman tentang pemasaran digital.
Bahkan, banyak produk yang belum memiliki legalitas usaha maupun sertifikasi halal, padahal dua hal ini sangat penting untuk memperluas pasar.
Baca Juga: BNPB Siapkan Rp13 Miliar untuk Bangun Hunian Tetap Korban Bencana Alam di Kabupaten Lebak
Melihat kondisi ini, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Bina Bangsa (Uniba) yang terdiri dari Basrowi, dosen Magister Manajemen Program Pascasarjana (ketua pelaksana), Ririn Nur Abdiah Bahar, dosen Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Nani Rohaeni, dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, turun langsung mendampingi para pelaku UMKM.
“Kami ingin Desa Magelaran Cilik tidak hanya terkenal dengan kuliner tradisionalnya, tetapi juga menjadi model pemberdayaan perempuan yang mandiri secara ekonomi,” ujar Basrowi.
Ia menegaskan bahwa pemberdayaan ekonomi berbasis perempuan terbukti dapat mendorong kemandirian dan memperkuat ekonomi keluarga.
Baca Juga: Berpotensi Jadi Perkembangan Industri Kreatif, Event Cosplay di Kota Cilegon Minim Ruang Ekspresi
Tim ini memperkenalkan konsep One Village Multi Product (OVMP) dan Digital Niche Marketing (DNM).
Melalui konsep ini, desa tidak hanya mengandalkan satu produk unggulan, melainkan mengembangkan berbagai varian yang saling memperkuat daya tarik pasar.
Pelatihan dilakukan mulai dari inovasi rasa, desain kemasan, branding, hingga manajemen usaha yang lebih profesional.
Baca Juga: Chandra Asri Perkuat Komitmen Terhadap Penyediaan Energi Bersih Melalui PT KCE
“Dari sisi gizi, kami membantu pelaku UMKM agar produk tetap lezat namun sehat, sehingga bisa menjangkau konsumen yang semakin peduli dengan kesehatan,” jelas Ririn Nur Abdiah Bahar. Menurutnya, kue tradisional bisa tetap mempertahankan rasa khas sambil menyesuaikan komposisi bahan agar lebih ramah kesehatan.
Ketua Pelaksana Basrowi dan Ketua Koperasi Kharisma Mitra Banten mengucapkan terimakasih kepada Kemenristekdikti, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, yang telah membiayai kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini melalui APBN 2025 sehingga proses pelaksanaan PKM dapat berjalan dengan baik.
“Saya Saidi sebagai Ketua Koperasi Kharisma Mitra Banten, mengucapkan terima kasih kepada Kemendikti ristek Melalui Tim PKM dari Universitas Bina Bangsa yang diketuai oleh Bapak Basrowi yang telah memberikan bantuan teknologi berupa mesin pengupas kulit kacang, mesin penggiling kacang hijau, dan Mesin penghalus gula putih serta berbagai bahan baku,” ucapnya.
Baca Juga: Menang dan Berada Di Posisi 13, Dewa Terus Perbaiki Performa Demi Kejar Papan Atas
Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi Kami dalam mengembangkan UMKM yang tergabung di koperasi dalam rangka memproduksi Kue Tradisional Khas Banten menuju Desa Wisata Kuliner Multi Produk, imbuh ketua Koperasi.
Dalam kegiatan ini, turut hadir Hj. Endang Purwaningsih, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas YARSI Jakarta, yang memberikan penjelasan tentang pentingnya legalitas usaha dan perlindungan hukum bagi UMKM, termasuk urgensi sertifikasi halal agar produk kuliner memiliki daya saing di pasar yang lebih luas.
Selain itu, hadir pula Muhammad S.M. Zainul Haq, alumni Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang menekankan aspek kesehatan dan higienitas produk pangan tradisional sehingga mampu memenuhi standar keamanan makanan.
Baca Juga: DLHK Provinsi Banten Tak Dilibatkan dalam Polemik Limbah di PT Genesis Regeneration Smelting
Kehadiran kedua narasumber ini semakin memperkuat pemahaman peserta dalam mengembangkan usaha berbasis kuliner yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Selain inovasi produk, pendampingan intensif dilakukan agar para pelaku UMKM menguasai pemasaran digital.
Mereka diajarkan memanfaatkan media sosial, marketplace, hingga teknik foto produk dan penulisan deskripsi yang menarik. Dengan strategi ini, penjualan tidak lagi terbatas pada pasar lokal, tetapi bisa menjangkau pembeli di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Polsek Cilegon Ungkap Status Dua Orang yang Tewas Tertimpa Bangunan di Lingkungan Priuk
“Kami juga fokus pada penguatan manajemen usaha, mulai dari pembukuan sederhana hingga strategi harga yang kompetitif,” tambah Nani Rohaeni.
Menurutnya, UMKM yang terkelola dengan baik akan lebih siap bersaing di pasar modern. Hasilnya mulai terlihat.
Lebih dari 80% peserta pelatihan mampu mengembangkan varian produk baru dan memasarkan secara online.
Baca Juga: Penertiban Gepeng, Dinsos dan Satpol PP Kota Cilegon Saling Lempar Kewenangan
Sebagian besar sudah mengurus legalitas dan sertifikasi halal, membuka peluang masuk ke pasar ritel modern dan mengikuti pameran.
Dengan kemajuan ini, Desa Magelaran Cilik tengah bertransformasi menjadi Desa Wisata Kuliner Berbasis Perempuan.
Program PKM ini tidak hanya mengangkat potensi kuliner khas Banten, tetapi juga memperkuat peran perempuan dalam pembangunan ekonomi desa. ***