BANTENRAYA.COM – Satuan Pemenuhan Palayanan Gizi Desa Serdang atau SPPG Serdang, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang angkat bicara usai adanya siswa SMPN 1 Kramatwatu yang diduga keracunan setelah mengonsumsi menu program makan bergizi gratis (MBG).
Kepala SPPG Serdang, Kecamatan Kramatwatu Muhammad Aqmal mengatakan, sudah menerima aduan dari pihak sekolah terkait adanya siswa yang mengalami keluhan.
“Setelah saya datang ke sana bertemu dengan 6 siswa beserta kepala sekolah memastikan kondisi 6 siswa, kemudian saya inisiatif dengan ahli gizi untuk memastikan kembali kesehatan siswa dengan membawa siswa tersebut ke klinik terdekat,” ujarnya kepada Bantenraya.com, Kamis 4 September 2024.
BACA JUGA: UIN Banten Lantik 10 Pejabat Pascasarjana, Rektor: Jumlah Mahasiswa Harus Bertambah
Ia mengungkapkan, setelah diperiksa dokter pun belum berani mengklaim itu keracunan dari MBG. Kemudian pihaknya kembali mendapat laporan dari pihak sekolah bahwa ada 23 orang yang melapor mengeluhkan hal yang sama.
“Akan tetapi mereka sudah dapat melaksanakan kegiatan belajar di hari berikutnya, ada 2 siswa yang tidak masuk sekolah dari 23 siswa dan kami dari pihak SPPG melakukan komunikasi dan koordinasi dengan keluarga siswa” katanya.
Aqmal menjelaskan, masih belum bisa menyimpulkan sumber makanan yang dikonsumsi para siswa karena masih dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.
“Sekarang itu lagi di uji sampel, indikasi dari rolade telur tapi sekarang belum ada keputusan hasil pemeriksaan dari Dinkes maupun dinas terkait. Keponakan saya juga makan tapi enggak kenapa-napa,” katanya.
SPPG Serdang Siap Evaluasi
Aqmal menuturkan, pihaknya juga melakukan evaluasi terhadap keluhan yang disampaikan oleh siswa supaya kejadian serupa tidak terulang kembali pada kemudian hari.
“Jadi penyebabnya apa kita belum bisa memutuskan. Untuk saya pribadi sebagai kepala SPPG, ini menjadi bahan evaluasi saya dengan tim,” jelasnya.
Ia memastikan, SPPG Serdang menjalankan prosedur pengolahan menu MBG sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) meski ada beberapa kendala yang kerap terjadi.
“Pengolahan normal secara sop tim dapur itu dari mulai atas pakai penutup kepala, masker, apron. kebersihan kuku dijaga, Perhiasan-perhiasan itu kami dilarang keras untuk memakai,” katanya.
Untuk pengolahan nasi dilakukan sekitar pukul 01.00, dan disajikan dalam keadaan dingin supaya tidak cepat basi. Telur rolade dimasak sekitar pukul 04.00 WIB yang disusul dengan memasak sayur dan disesuaikan dengan jam distribusi pagi hingga siang.
“Kita bertahap pengolahannya mulai dari SD dan SMP, misalnya TK lebih pagi jadi kita masaknya lebih awal. Keluhan di dapur karena jumlahnya banyak sekitar 3.500 jadi tenaga pegawai kadang ada yang kelelahan” jelasnya.
Sementara, para dia siswa yang masih belum masuk sekolah sudah diberikan bantuan oleh pihak SPPG Desa Serdang.
“Saya sudah kunjungan sama anak-anak yang terindikasi, alhamdulillah semua dalam keadaan sehat,” paparnya. (andika) ***