BANTENRAYA.COM – Pasca perayaan hari libur lebaran Idul Fitri, sejumlah harga bahan pokok di pasar masih relatif tinggi.
Hal itu diduga terjadi karena pasokan dan permintaan terhadap barang mengalami ketidakseimbangan.
Sehingga, menyebabkan lonjakan harga yang cukup tinggi dibanding normalnya.
Baca Juga: Tragis! Bayi di Lebak Dibuang di Kebun Singkong, Pelaku Ternyata Ibu Kandung Sendiri
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menyebutkan, keterlambatan distribusi dari produsen dan distributor dianggap menjadi penyebab utama belum stabilnya harga-harga tersebut.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Kepala Disperindag Provinsi Banten, Babar Suharso, yang menjelaskan bahwa aktivitas distribusi pangan sempat terhenti selama libur panjang, dan hingga kini belum sepenuhnya pulih.
“Setelah Lebaran ini, kami pantau memang masih ada harga yang tinggi. Utamanya bawang dan cabai. Bukan karena stok langka, tapi distribusinya masih belum lancar,” kata Babar kepada wartawan, Rabu (9/4/2025).
Baca Juga: RPJMD Ditenggat Sampai Agustus, Belanja Pegawai Tembus Rp1 Triliun per Tahun
Menurutnya, stok bahan pokok sebenarnya aman. Namun, kata Babar, distribusi dari sentra produksi atau champion ke pasar masih tersendat karena banyak pengangkut dan petani belum kembali beroperasi penuh.
“Pedagang sudah mulai buka, tapi pasokan dari petani dan distributor belum normal. Kami perkirakan kondisi kembali stabil pada akhir minggu ini atau paling lambat pekan ketiga April,” ujarnya.
Sementara itu, pantauan Banten Raya di lapangan, sejumlah harga bahan pokok masih menunjukkan tren kenaikan. Di Pasar Induk Rau (PIR) misalnya, harga cabai keriting mencapai Rp70.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp55.000. Cabai merah naik dari Rp55.000 menjadi Rp60.000 per kilogram.
Baca Juga: Tampang Oknum Dokter Residen FK Unpad yang Diduga Rudapaksa Keluarga Pasien Saat Ditangkap Polisi
Salah seorang penjual di PIR, Junaedi juga mengamini adanya kenaikan harga tersebut. Menurutnya, pasokan dari distributor yang masih tersendat menjadi pemicu kenaikan harga.
“Kalau pasokannya belum lancar mah ya begini (naik,-red). Kita juga nunggu distributor aktif semua, soalnga sekarang masih pada libur,” kata Junaedi.
Junaedi mengatakan, sejumlah barang pokok yang ia jual mengalami kenaikan antara 10-15 persen dari harga normal.
Baca Juga: Pembayaran Gaji 13 ASN Cilegon Capai Rp68 Miliar, Anggaran Kelurahan Dipangkas Hingga Rp77 juta
“Bawang merah sekarang Rp65.000 per kilogram, naik dari Rp55.000. Bawang putih naik dari Rp45.000 menjadi Rp50.000 per kilogram. Daging ayam juga, dari Rp32.000 sekarang Rp35.000 per kilogram,” ucapnya.
“Bahkan tomat aja sekarang Rp15.000 per kilogram. Sebelumnya mah Rp12.000,” tambahnya.***