BANTENRAYA.COM – Kebutuhan penggunaan listrik menjadi hal dasar yang harus dipenuhi oleh setiap rumah tangga.
Termasuk di Provinsi Banten, selain punya penduduk yang cukup padat, sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Jakarta, daerah ini membutuhkan pasokan listrik yang cukup tinggi karena banyak aktivitas industri pabrik.
Berdasarkan data yang dikutip Bantenraya.com dari Badan Pusat Statistik atau BPS Provinsi Banten, sebesar 97 persen pasokan listrik di Banten berasal dari pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU, artinya secara umum masih mengandalkan bahan bakar batu bara.
Sedangkan, tenaga gas uap (PLTGU), tenaga diesel (PLTD), dan Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) hanya berkontribusi sebesar 2,99 persen.
Pada tahun 2021, sebanyak 53.324,28 gigawatt-hour (GWh) tenaga listrik telah dibangkitkan di perusahaan listrik di Provinsi Banten.
Dilansir dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, Indonesia memiliki 253 PLTU, sebanyak 22 PLTU diantaranya berada di Banten.
PLTU Suralaya adalah kumpulan pembangkit listrik terbesar di Provinsi Banten, tepatnya berlokasi di Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten.
PLTU ini pertama kali dibangun pada tahun 1984 dengan dua unit PLTU yang terus ditingkatkan jumlah dan kapasitasnya.
Sekarang PLTU Suralaya dikabarkan telah memiliki delapan unit PLTU yang dibangun secara bertahap dengan total kapasitas energi 4.025MW yang terus menyediakan pasokan listrik yang stabil bagi wilayah Jawa-Bali.
Berdasarkan Pendataan Potensi Desa Tahun 2021, Listrik PLN di Provinsi Banten sudah menjangkau 1.551 desa dari total 1.552 desa.
Dengan demikian seluruh desa di Banten sudah teraliri listrik kecuali Desa Kanekes yang merupakan tempat tinggal suku Baduy.***