BANTENRAYA.COM – Sebanyak 2.000 lebih warga terlantar di Provinsi Banten dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, melalui Terminal Tipe A Pakupatan, Kota Serang, sejak tahun 2018 sampai saat ini.
Kepala Terminal Pakupatan Waluyo Dianto mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya bagi pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat yang terlantar akibat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau ditinggalkan keluarga.
“Jadi sudah kita gagas ini sejak tahun 2018, ada yang pulang ke Sumatra, Jawa, bahkan yang terbaru ini kami pulankan ke Papua dan selamat sampai tujuan,” kata Waluyo kepada Bantenraya.com saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 30 Mei 2024.
Bagi warga yang ingin pulang ke kampung halaman mereka juga tidak direpotkan dengan persyaratan yang sulit. Cukup dengan membuat surat dari kepolisian, dinas sosial dan terminal Pakupatan.
Baca Juga: Bikin Bau Tak Sedap, Warga Geruduk Pengolahan Pakan Ikan di Pandeglang
“Jadi kalau bingung mau kemana bisa juga langsung datang ke receptionis kita, nanti akan diberikan arahan,” jelas Waluyo.
Hal tersebut juga disambut baik oleh seluruh dinas sosial se Provinsi Banten, pihak Terminal akan menggratiskan biaya transportasi warga yang terlantar tersebut.
“Jadi nanti akan diberikan uang saku oleh dinas sosial, dan untuk transportasi kita fasilitasi. Kabar baiknya memang PO bus disini sangat kooperatif dan dapat dipercaya cukup dengan tiga dokumen tadi. Bahkan saat melakukan penyebrangan juga bisa ” terangnya.
Namun, niat baik tersebut juga sering dimanfaatkan oleh para oknum warga yang ingin melakukan perjalanan ke kampung halaman tanpa mengeluarkan biaya.
“Ada saja mereka yang aji mumpung, tapi tetap akan ketahuan mana yang benar terlantar dan pura-pura dari pendataan tadi,” tutur Waluyo.
Baca Juga: Tertarik Bisnis MUA? Mekar Kosmetik Kota Serang Rutin Gelar Beauty Class
Masih kata Waluyo, dengan berbagai perubahan di Terminal Pakupatan, dan mengubah mindset masyarakat yang negatif terhadap nama terminal pihaknya terus berupaya melakukan pelayanan terbaik.
“Indikatornya sederhana, terlihat dari masyarakat yang datang ke terminal dengan perasaan nyaman saja sudah menandakan hal ini positif, sebab keamanan kita selalu berpatroli selama 24 jam,” tukas Waluyo. (***)