BANTENRAYA.COM – Serangan militer Israel terhadap Palestina sekarang sudah menelan 25 ribu korban jiwa.
Bahkan tidak sedikit dari jumlah korban serangan Israel tersebut yang merupakan wanita dan anak-anak.
Tetap saja, masih ada orang-orang yang tulus hati menjadi pendukung Israel.
Padahal, tidak hanya kejahatan perang mereka yang jelas-jelas terekam kamera, tapi juga kebohongan mereka.
Dilansir bantenraya.com dari video zeteonews yang diunggah di kanal YouTube MEMO, jurnalis Mehdi Hasan membongkar 7 kebohongan besar pihak Israel yang menyebar pasca serangan Hamas 7 Oktober:
Baca Juga: Tagar JanganJadiGuru Mulai Viral Pasca Tagar JanganJadiDosen, Ternyata Ini Penyebabnya
1. Sudah Ada Gencatan Senjata
Israel menolak aksi gencatan senjata yang diprotes oleh warga pro-Palestina di seluruh dunia.
Mereka menolak dengan dalih kalau sebelum 7 Oktober 2023 sudah ada kesepakatan gencatan senjata dan Hamas yang merusak kesepakatan tersebut.
Dalih tersebut diungkapkan oleh Benjamin Netanyahu dan Hillary Clinton.
Namun, dua minggu sebelum 7 Oktober 2023 terdapat serangan udara Israel di Gaza selama 3 hari berturut-turut.
Ditambah lagi, pada 4 Oktober 2023, para pendemo di Gaza mendapat luka tembak di kaki.
Baca Juga: Kapan Awal Puasa Ramadhan 2024? Muhammadiyah Lebih Dulu dari NU dan Pemerintah
2. Prioritas Membebaskan Sandera
Orang-orang yang disandera pihak Hamas katanya merupakan prioritas bagi Israel.
Namun, lisan perdana menteri keuangan Israel sendiri mengungkapkan sebaliknya.
“Memulangkan para sandera bukanlah prioritas utama, Hamas harus dikalahkan,” kata Bezalel Smotrich pada Selasa, 20 Februari 2024.
Baca Juga: Kapan Awal Puasa Ramadhan 2024? Muhammadiyah Lebih Dulu dari NU dan Pemerintah
3. 40 Bayi Dipenggal
Tuduhan ini tidak asing di kalangan para pro-Israel.
Presiden Amerika, Joe Biden sendiri berkata pada Desember 2023 lalu kalau dia juga melihat sendiri foto tentang hal tersebut.
Namun Haaretz telah membuktikan sendiri melalui investigasi mereka kalau tuduhan tersebut merupakan kebohongan.
Sebagai tambahan informasi, Haaretz adalah media berita Israel.
Faktanya, memang ada satu bayi yang mati terbunuh pada peristiwa 7 Oktober tersebut, yaitu Mila Cohen yang berusia 10 bulan.
Namun jasad Mila ditemukan tidak dalam keadaan terpenggal.
Satu bayi terbunuh adalah kejahatan besar. Tapi tidak ada bukti tentang 40 bayi mati dipenggal merupakan kebohongan media yang kelewatan.
Baca Juga: Chico Tembus Semifinal French Open 2024, Tunggal Putra Peringkat 3 Dunia Jadi Korban
4. Markas Hamas di Rumah Sakit Al-Shifa
Sebelumnya IDF mengirim video yang viral di media sosial X yang menunjukkan desain markas bawah tanah yang luas di bawah rumah sakit Al-Shifa di Gaza.
Sampai sekarang pihak IDF belum menunjukkan bukti nyata apa pun tentang tempat yang sesuai gambaran mereka di video viral tersebut.
Jadi, Israel berbohong demi terus menerus menghancurkan rumah sakit lain di tanah Palestina melalui dalih yang sama.
Baca Juga: Selama Ramadhan 2024, Penggunaan Pengeras Suara Masjid di Banten Dibatasi
5. Departemen Kesehatan Hamas
Pada November 2023 lalu, Mark Regev selaku Juru Bicara Israel melakukan wawancara dengan MSNBC dengan Mehdi Hasan sendiri sebagai pembawa acaranya.
Dalam acara wawancara tersebut, Mehdi menyebutkan kalau departemen kesehatan Gaza menyebut kalau Israel sudah membunuh lebih dari 11 ribu jiwa.
Namun Mark mengelak pernyataan tersebut dengan menyebutkan kalau Hamas mengendalikan departemen kesehatan tersebut karena tidak ingin mempercayai angka tersebut.
Malah, pada 29 Februari 2024 lalu, jurnal kesehatan yang terkenal di dunia, The Lancet mengungkapkan kalau tidak ada kesalahan pelaporan angka kematian dari departemen kesehatan Gaza.
Baca Juga: Pengurus Golkar Dorong Erik Airlangga Jadi Ketua DPRD Kota Cilegon Periode 2024-2029, Ini Alasannya
6. Tidak Ada Kelaparan di Gaza
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh pejabat pertahanan Israel.
Namun kenyataannya, bayi berusia dua bulan mati kelaparan di Gaza.
7. Korban Palestina yang Terbunuh adalah Pendukung Hamas
Ini juga merupakan kebohongan besar karena setengah populasi warga Gaza adalah anak-anak.
Bahkan di bawah usia 18 tahun, dan itu menyimpulkan kalau mereka semua lahir sebelum eleksi Hamas di Gaza yang terjadi hampir 20 tahun yang lalu.
Baca Juga: Sosok Almarhum Nani Abdulgani di Mata Pj Walikota Serang: Walaupun Baru Kenal Namun……
Itulah 7 kebohongan Israel yang terbongkar dalam video 5 menit yang diunggah pada 6 Maret 2024 tersebut.***