BANTENRAYA.COM – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI, mencacat penyaluran outstanding kredit kepemilikan rumah (KPR) subsidi hingga Rp14,65 triliun, per Agustus 2025.
Jumlah tersebut disalurkan kepada 107 ribu masyarakat berpenghasilan rendah. Sebesar 97 persen berasal dari skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) berkontribusi dalam mendukung program 3 juta rumah.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan, dalam penyaluran KPR subsidi, pihaknya senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian, kepada calon penerima kredit.
“Dalam bank memberikan kredit kan, tentunya ada assessment dan ketentuan yang ada harus dipenuhi. Nah, atas dasar itu kita juga melihat realitanya seperti apa, dan kita tahu mana yang memang bisa, mana yang belum atau tidak bisa,” kata Hery dalam keterangan resminya dikutip Bantenraya.com, Jumat 24 Oktober 2025.
Pendekatan ini sekaligus menjadi kunci dalam menjaga kualitas pembiayaan tetap sehat.
BACA JUGA: Jamkrida Bantah Berikan Wine ke Bank Banten Cabang Cilegon
Tercatat pada triwulan II 2025, likuiditas BRI berada di posisi loan to deposit ratio (LDR) di 84,97 persen.
Selain itu, suntikan modal Rp 55triliun dari pemerintah turut memperkuat kinerja BRI dalam menyalurkan pembiayaan KPR.
Meski demikian, Hery menyebut, tantangan dalam FLPP masih cukup besar, lantaran backlog perumahan di segmen masyarakat kelas menengah ke bawah yang mencapai sekitar 10 juta unit.
Ada juga hambatan yang masih sering dijumpai adalah minimnya pemahaman calon nasabah mengenai prosedur pengajuan dan akses pembiayaan.
“Kuncinya adalah sosialisasi dan kemudahan calon nasabah untuk melakukan pengajuan serta mendapatkan pembiayaan,” ujarnya.
Dengan dukungan lebih dari 7.000 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, pihaknya optimistis dapat memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.
“BRI pun memiliki kemampuan untuk mengakselerasi perluasan akses layanan pembiayaan hingga ke pelosok,” kata Herry.***



















