BANTENRAYA.COM – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Pembelajaran Qiroatl Qur’an (DPP LPQQ), Mahbub Sholeh Zarkasyi mengungkapkan bahwa angka buta aksara Al-Qur’an di Indonesia masih sangat tinggi, bahkan mencapai 62 persen.
Hal tersebut ia sampaikan dalam agenda penandatanganan piagam gerakan nasional pengentasan buta aksara Al-Qur’an, di Aula Pendopo Bupati Pandeglang, Rabu, 10 Juli 2024.
Mahbub mengaku bahwa kenyataan miris dan memprihatinkan tersebut merupakan pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia saat keduanya menghadiri kegiatan MTQ Nasional tahun 2020 di Provinsi Sumatera Barat.
“Saya nyatakan kondisi Indonesia sangat memprihatinkan dan yang menyatakan bukan tokoh daerah, namun Menteri Agama Republik Indonesia pada MTQ Nasional tahun 2020, di Sumatera Barat, beliau menyatakan bahwa 62 persen mayoritas muslim di Indonesia masih buta aksara Al Qur’an,” kata Mahbub kepada awak media.
Banyaknya jumlah umat muslim di Indonesia yang masih buta aksara Al-Qur’an tersebut, ungkap Mahbub, hal tersebutlah yang menjadi latar belakang digaungkan gerakan nasional pengentasan buta aksara Al-Qur’an.
Dalam prosesnya, LPQQ berdiri tidak didasari oleh dukungan dan fasilitas dari manapun, hanya bermodalkan semangat dan keterpanggilan untuk mengentaskan persoalan buta aksara Al-Qur’an.
“Saya menghitung 62 persen itu sama dengan 149 juta jiwa. mana tokoh, mana para masyayikh, mana tokoh nasional, sementara organisasi Islam terbesar terkaya di dunia bukan ada di luar negeri, tetapi di Indonesia,” paparnya lagi.
Untuk mengatasi persoalan buta aksara Al-Qur’an tersebut, Mahbub mengaku bahwa pihaknya juga telah melakukan pertemuan dan diskusi bersama dengan PBNU dan Muhammadiyah.
“Kemudian kita diskusikan dengan PBNU, kita diskusikan dengan organisasi terkaya Muhammadiyah, kita diskusikan mengapa terjadinya 62 persen,” terangnya.
Baca Juga: Ricuh! Mahasiswa Demo di Kantor KPU Kota Serang Terkait Hilangnya Dokumen C Hasil
Lebih lanjut Mahbub menyampaikan, setelah melakukan diskusi dengan berbagai organisasi keagamaan. Pihaknya berkomitmen untuk bergerak mengentaskan persoalan buta aksara Al-Qur’an di Indonesia, khususnya di Kabupaten Pandeglang.
“Kami mau bergerak bertahap, maka LPQQ ini mengalir saja bersama takdir, biarkan Allah yang memberikan perhatian kepada kita, jangan mengemis meminta perhatian,” ujarnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Kabag Kesra Setda Pandeglang Abdul Hadist Muntaha mengatakan, bahwa berdasarkan hasil survei LPTQ Pandeglang pada tahun 2017, sedikitnya ada 12 persen lebih warga Pandeglang yang masih buta aksara Al-Qur’an.
“Tadi sudah di singgung yang belum tahu sama sekali itu 12 persen lebih, itu hasil survei LPTQ tahun 2017,” tandasnya. (***)