BANTENRAYA.COM – Pedagang takjil di Pasar Lama Kota Serang masih menjadi lokasi favorit warga untuk berburu menu berbuka puasa Ramadhan.
Memasuki hari kedua puasa Ramadhan 1445 Hijriah, banyak warga termasuk warga luar Kota Serang yang menyerbu pedagang takjil di Pasar Lama Kota Serang.
Selain takjil yang ditawarkan para pedagang variatif, harga menu buka puasanya gak bikin kantong jebol alias terjangkau.
Baca Juga: Jumlah Bangunan Terus Bertambah, BPBD Kabupaten Serang Targetkan Seluruh Kecamatan Punya Pos Damkar
Beberapa takjil yang dijual di Pasar Lama Kota Serang di antaranya, ketan bintul, cuer, talam, aneka kolak, sate kikil, nasi bakar, aneka gorengan, es cendol, sayur matengan, dan lauk matengan.
Salah seorang warga asal Kramatwatu, Kabupaten Serang, Rostinah mengatakan, sengaja rela berburu takjil untuk berbuka puasa Ramadhan ke Kota Serang, karena ingin membeli jajanan favoritnya.
“Saya barusan beli cuer sama otak-otak. Kebetulan di sini ada pedagang langganan saya, makanya sengaja jauh-jauh datang ke sini,” ujar Rostinah didampingi keluarganya, ditemui di lokasi, Rabu 13 Maret 2024.
Baca Juga: Jaga Kesucian Bulan Ramadhan, Satpol PP Kabupaten Serang Datangi Tempat Hiburan Malam
Rostinah mengaku berangkat dari rumahnya di Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, sejak siang hari, untuk menghindari keramaian di jalan dan Pasar Lama.
“Kalau sore-sore macet. Boro-boro mau beli cuernya. Mau parkir kendaraannya aja susah yang bawa mobil mah,” tuturnya.
Serupa dikatakan warga Perumahan Widya Asri, Kota Serang, Doni Kurniawan. Doni Kurniawan mengaku memilih beli takjil ke Pasar Lama Kota Serang, karena ingin membeli salah satu panganan khas Kota Serang.
Baca Juga: Masuk Musim Panen, Harga Gabah di Kabupaten Serang Justru Turun
“Kalau saya tadi beli ketan bintul sama semur dagingnya. Itu kesukaan saya dari dulu sejak di Serang kalau bulan puasa,” kata Doni Kurniawan, kepada Banten Raya.
Doni Kurniawan menuturkan, setiap bulan puasa Ramadhan sering beli takjil ketan bintul di pedagang langganannya.
“Ada pedagang langganan saya. Itu paling rame pembelinya, walaupun banyak pedagang ketan bintul di situ. Karena rasanya beda sama pedagang yang lain,” ucap dia.
Baca Juga: KPW Banten Lama Bakal Ditata Ulang, Demi Kenyamanan Pedagang dan Mendongkrak Kunjungan Wisatawan
Doni Kurniawan mengaku untuk mendapatkan sepotong ketan bintul harus berdesak-desakan dengan belasan pembeli lainnya.
“Harganya masih terjangkau Rp 15 ribu per bungkus. Cuma ngantri lumanyan lama karena yang beli banyak,” ungkapnya.
Meski harus berdesak-desakan untuk mendapatkan sebungkus ketan bintul, Doni Kurniawan mengaku bersyukur karena keinginannya beli takjil ketan bintul terealisasi.
“Alhamdulillahnya dapat karena ketan bintul ini menu favorit saya,” tutur dia.
Kepala DinkopUKMperindag Kota Serang Wahyu Nurjamil mengatakan, lapak pedagang takjil yang disiapkan mencapai ratusan tenda.
“Pedagang takjil itu kurang lebih yang sudah kita catat 140-an,” ujar Wahyu Nurjamil, ditemui di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Rabu 14 Maret 2024.
Wahyu Nurjamil mengatakan, ratusan lapak pedagang takjil itu terpusat di Pasar Lama Kota Serang.
Baca Juga: Awal Ramadan, Pemprov Klaim Inflasi di Banten Masih Terkendali
“Di titik Pasar Lama aja. Di parkiran Bank Danamon, parkiran Bank Wobi, parkiran Bank Panin sama parkiran Bank BCA,” ucap dia.
Wahyu Nurjamil menerangkan, para pedagang yang berjualan takjil di Pasar Lama untuk mengakomodir kearifan lokal.
“Untuk tetap mengakomodir kearifan lokal dari para pedagang musiman yang ada di Pasar Lama,” terangnya.
Wahyu Nurjamil menjelaskan, pedagang takjil sudah menjadi langganan setiap bulan Ramadhan, hanya saja tahun ini dikelola pemerintah.
Baca Juga: Mayat Bayi Tanpa Kepala di Kali Cisait Gegerkan Warga Kragilan
“Kan memang di Pasar Lama sudah menjadi kebiasaan setiap tahun itu pasti ada pedagang takjil. Cuma bedanya sekarang ini dikelola oleh pemerintah,” jelas Wahyu Nurjamil.
Wahyu Nurjamil mengungkapkan, tahun sebelumnya pedagang takjil tidak dikelola oleh pemerintah daerah, sehingga semua bisa memungut salar.
“Kalau tahun lalu kan liar. Semua bisa memungut di sini. Sekarang yang kita pungut itu hanya yang betul-betul sesuai dengan peraturan daerah. Retribusi kebersihan, retribusi pasar sewa tempat,” ungkap Wahyu Nurjamil. ***