BANTENRAYA.COM – Artikel ini akan mengungkapkan 3 tradisi unik di Cilegon yang jarang diketahui oleh masyarakat Banten, bahkan warga Kota Cilegon.
Cilegon memang dikenal sebagai Kota Baja, di mana terletak perusahaan baja terbesar yaitu PT Krakatau Steel.
Meski, hampir seluruh tanah di Cilegon sudah berubah menjadi industri, tetapi masih ada tradisi-tradisi yang dijaga dan dipertahankan ketat oleh warga Cilegon.
Sebagaimana diketahui, Kota Cilegon adalah sebuah kota yang terletak di bagian barat Banten, Indonesia, tepatnya di tepi Selat Sunda.
Cilegon memiliki 8 kecamatan dan 43 kelurahan, berdiri pada 27 April 1999. Saat ini Walikota Cilegon dsn Wakil Walikota Cilegon, Helldy Agustian dan Sanuji Pentamarta.
Baca Juga: BI Siapkan Dana Insentif Rp165 Triliun untuk Kredit Prioritas
Dikutip dari berbagai sumber, Cilegon memiliki wilayah yang relatif landai di daerah tengah dan pesisir barat hingga timur kota.
Meskipun demikian, di wilayah utara Cilegon topografinya menjadi berlereng karena berbatasan langsung Gunung Batur.
Sementara itu, di wilayah selatan topografi menjadi sedikit berbukit-bukit terutama wilayah yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Mancak, Serang.
Selanjutnya, kota ini memiliki wilayah strategis yang berhubungan langsung dengan Selat Sunda, dan terhubung dengan Jalan Tol Jakarta–Merak.
Selain itu rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda yang nantinya akan terkoneksi dengan jalan lingkar selatan Kota Cilegon serta menambah tingkat konektivitas kota ini dengan daerah lain di sekitarnya.
Berikut 3 tradisi unik di Cilegon yang jarang diketahui yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Tradisi Ubar-abir
Menurut pengertian masyarakat setempat, tradisi ubar-abir ialah membantu orang yang sedang hajatan baik acara pernikahan atau aqikahan anak.
Dari mulai keluarga berkumpul dan para tetangga yang datang membantu keberlangsungan hajat.
Mulai dari memasak, cuci piring, parkir kendaraan tamu, hingga segala pekerjaan dalam keperluan hajat.
Meski di Perkampungan tradisi gotong royong Ubar-abir ini masih berlangsung, namun perlahan mulai terkikis karena perubahan pola hidup sebagaimana dipaparkan diatas.
Di Cilegon bagian Barat, Ubar-abir ini disebut Bebanton wong hajat
Baca Juga: Menang di Kandang Forest, Peluang Kepuncak Klasemen Kembali Terbuka Bagi Arsenal
2. Sangoan
Sangoan ini sangat terkenal di warga Ciwaduk Gede, Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan Cilegon.
Makan bersama atau Sangoan ini merupakan ungkapan rasa syukur dan untuk mempererat silaturahmi antar warga Ciwaduk Gede.
Berbeda dengan bacakan, sangoan ini di mana para warga bawa makanan masing-masing dari rumah, lalu makan bersama dengan tukar makanan.
3. Memace
Memace atau Maca Syekh merupakan salah satu seni bernuansa Islam dengan melakukan sebuah wawacan (bacaan) dari sebuah naskah yang bertuliskan huruf arab pegon.
Tulisan huruf arab pegon ini menggunakan campuran antara bahasa Sunda dengan bahasa Jawa.
Baca Juga: Ada Bakso Legend di Pamulang, Selain Berdaging, Sambalnya juga Pedas!
Disebutkan, membaca Wawacan biasanya dilakukan pada saat sesudah panen raya, sebelum membuat pondasi rumah dan acara nikahan.
Tidak jarang pula di antara tradisi-tradisi, seperti Memace (MacaSyekh) ini berada di pelosok-pelosok daerah yang relatif terpencil dan sulit dijangkau, namun adat istiadat seperti ini masih kental didalamnya.
Itulah 3 tradisi unik di Kota Baja yang masih banyak belum diketahui.***