BANTENRAYA.COM – Truk pasir basah saat ini marak di Jalan Lingkar Selatan atau JLS Cilegon.
Truk pasir basah tersebut, diduga menjadi salah satu penyebab rusaknya beton di JLS Cilegon.
Pantauan Banten Raya, Selasa, 30 Agustus 2022, puluhan truk pasir basah melintas dengan bebasnya di JLS Cilegon.
Selain truk pasir basah, truk pasir dengan beban muatan puluhan ton juga melintas tanpa ditutup terpal.
Padahal, muatan yang dibawa merupakan hasil tambang yang bisa beterbangan tersapu angin.
Selain melintas, truk pasir basah juga tampak parkir di depan warung makan.
Baca Juga: SANGATA MUDAH! 10 Trik Jitu Naikkan Profil TikTok, Uji Coba Sekarang Dijamin Ampuh
Kondisi tersebut membuat air dari bak truk berceceran ke jalan dan membuat jalan menjadi berlumpur.
Kondisi tersebut selain mengotori jalan, juga membahayakan pengguna jalan terutama pengendara roda dua.
Adapun Petugas Dishub Kota Cilegon yang melintas di sekitar lokasi, truk yang muatannya melebihi bak tidak mendapat penindakan.
Baca Juga: Sah! Jordi Amat dan Sandy Walsh Jadi WNI, Langsung Debut?
Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia atau Aptrindo Banten Syaeful Bahri turut menyoroti permasalahan tersebut.
Menurutnya, truk pasir basah menjadi salah satu faktor rusaknya JLS Cilegon.
“Yang jelas pengawasan, kontrol, pencegahan, perlu ditingkatkan. Sudah jelas truk pasir bebannya dua kali lipat, sudah itu basah lagi ya. Jadi, otomatis ya itulah penyebab (kerusakan JLS) truk pasir,” kata Syaeful.
Ia menilai, bahkan truk pasir menyumbangkan prosentase terbesar ke kerusakan badan jalan di JLS Cilegon.
Di mana, truk pasir tersebut memuat hasil tambang dari sekitar JLS Cilegon dikirim ke Jakarta seperti ke Pantai Indah Kapuk.
“Selama ini, kita sudah tahu JLS jalan kelas 3, tapi faktanya dilalui truk-truk dari loadnya dua kali lipat dari ketentuan,” ujarnya.
Syaeful mengaku telah menyampaikan permasalahan ini ke Dishub Kota Cilegon, maupun ke Ditlantas Polda Banten.
Namun, hingga saat ini terlihat belum ada tindakan yang lebih serius.
“Bukan (Anggota Aptrindo). Kita bilang, tidak semua usaha truk anggota kita. Kalau jalan selalu kita perbaiki, kita tambal sulam, kalau pencegahan tidak dilakukan ya akan rusak,” ucapnya.
Syaeful mengaku, JLS Cilegon menjadi jalan utama dari Kawasan Industri Ciwandan ke Jakarta.
Saat ini, lebih dari 1.000 truk dalam sehari melalui JLS Cilegon.
“Yang repot kalau mereka parkir di bahu jalan. Mereka tidak memberikan kontribusi terhadap jalan yang dibangun Pemkot Cilegon,” tandasnya.
Syaeful sebagai Ketua Aptrindo Banten turut menyayangkan biaya perawatan JLS yang harus disiapkan Pemkot Cilegon setiap tahun Rp 60 miliar.
Jika truk pasir tidak segera ditindak, maka kerusakan bisa lebih parah.
“Saya minta empati agar ayo kita jaga bareng-bareng. Kalau jalan rusak bisa menyebabkan as patah, itu kan bisa menyebabkan kecelakaan,” terangnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dishub Kota Cilegon Joko Purwanto mengatakan, Pemkot Cilegon akan menertibkan truk pasir.
Langkah awal, pihaknya akan menyediakan kantong parkir.
“Yang jelas ke depan tidak ada yang parkir di badan jalan,” kata Joko ditemui saat Forum Group Discussion Penanganan Jalan Aat Rusli atau JLS Cilegon di The Royale Krakatau Hotel Cilegon, Senin, 29 Agustus 2022.
Menurut Joko, penyediaan kantong parkir pihaknya akan bekerjasama dengan perusahaan swasta.
Kantong parkir ada untuk kendaraan barang maupun wisata.
“Jadi minimal itu ada 2 kantong parkir, pertama untuk kendaraan industri dan kendaraan truk pasir. 4 kantong parkir, 2 arah Ciwandan 2 arah PCI,” paparnya.
Joko mengatakan, JLS Cilegon merupakan jalan kelas 3, namun beban muatan truk harus sesuai Muatan Sumbu Terberat atau MST.
“Ketentuan 8 ton dihitung dari sumbunya, bukan beban muatan atau kendaraanya. Kalau kendaraan dua sumbu 16 ton, kalau kendaraan tiga sumbu maka 24 ton. Kalau sumbunya lebih banyak, boleh muatannya lebih tinggi,” urainya.**