BANTENRAYA.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah menjadi sorotan hangat di Banten.
Salah satu perhatian datang dari Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten, Yeremia Mendrofa, yang menilai bahwa program ini bisa menjadi momentum strategis untuk memberdayakan bahan pangan lokal sekaligus meningkatkan kualitas gizi siswa di daerah.
Menurut Yeremia, penggunaan bahan pangan lokal tak hanya akan memperkuat ketahanan pangan daerah, tapi juga menjadi solusi praktis untuk memastikan makanan yang disajikan kepada siswa lebih segar, sehat, dan aman dikonsumsi.
Ia menekankan bahwa produk-produk lokal seperti Talas Beneng, umbi-umbian, dan hasil perikanan Banten memiliki potensi besar untuk mendukung program MBG.
BACA JUGA: Job Fair Disnakertrans Kabupaten Pandeglang 2025, Gratis Tanpa Dipungut Biaya!
“Kalau kita gunakan bahan-bahan dari petani dan nelayan lokal, dampaknya langsung terasa ke masyarakat. Petani terbantu, nelayan terbantu, dan siswa pun mendapat makanan yang lebih baik kualitasnya,” ujar Yeremia, Rabu (1/10/2025).
Namun, ia mengingatkan bahwa kesuksesan MBG tidak hanya bergantung pada bahan baku, tapi juga pada proses memasak dan pendistribusiannya.
Rentang waktu antara makanan dimasak dan disajikan, menurutnya, menjadi aspek krusial yang harus dijaga.
Yeremia menyoroti pentingnya waktu penyajian yang tepat agar makanan tetap layak konsumsi saat diterima siswa.
Ia mengingatkan agar jangan sampai makanan yang dimasak terlalu lama dibiarkan hingga akhirnya basi saat dikonsumsi di sekolah.
“Pola memasaknya juga tentu harus diperhatikan, termasuk distribusi ke sekolah-sekolah. Jangan sampai kita niatnya memberi makanan bergizi, tapi malah jadi masalah karena pengelolaannya buruk,” tegas politisi dari PDI Perjuangan ini.
Kekhawatiran Yeremia bukan tanpa alasan. Ia merujuk pada beberapa kasus keracunan makanan yang pernah terjadi di Pandeglang dan Kabupaten Serang, yang menurutnya harus menjadi pelajaran penting agar tidak terulang di masa mendatang.
“Standar higienitas dan keamanan makanan harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai kasus seperti di Pandeglang dan Serang itu terulang. Itu bukan hanya soal kesehatan siswa, tapi juga menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah,” katanya.
Di sisi lain, Yeremia optimistis bahwa jika semua pihak bersinergi, MBG bisa menjadi program unggulan yang bukan hanya menyehatkan siswa, tapi juga memperkuat perekonomian lokal secara menyeluruh.
“Bayangkan jika setiap sekolah di Banten mengonsumsi bahan pangan dari wilayahnya sendiri. Itu bisa jadi motor penggerak ekonomi rakyat, dari petani sampai pengusaha kecil,” ujarnya. ***