BANTENRAYA.COM – Sekitar 70 lebih mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten mengunjungi Baduy Luar di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten.
Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka observasi untuk menggali nilai-nilai sejarah Baduy, adat istiadat sekaligus melihat kehidupan warga Baduy dari dekat.
Sobirin, selaku dosen KPI UIN Banten menuturkan, mahasiswa yang mengikuti kegiatan ke Baduy mayoritas mahasiswanya yang mengikuti Mata Kuliah Penulisan Feature yang diampunya. Kunjungan itu juga dalam rangka mengasah kemampuan para mahasiswa dalam menulis feature.
“Di Baduy mereka menggali sejarah dan adat istiadat Baduy langsung dari sumbernya. Kemudian mereka akan menuliskannya dan akan dijadikan buku,” kata Sobirin.
Pemilik nama pena Ahmad Wayang ini juga menjelaskan, kegiatan observasi ke Baduy merupakan kegiatan pertama. “Saya kira Baduy merupakan salah satu tempat yang pas untuk dikunjungi dan akan kita abadikan lewat kata-kata,” ujar Wayang.
Baca Juga: Fakta Besaran Gaji Polisi Usai Briptu Rian Dwi Wicaksono Dibakar Hidup-Hidup Oleh san Istri
Di Baduy, para mahasiswa mewawancarai Jaro Saija dan tokoh masyarakat adat Baduy lainnya. “Kita ingin mahasiswa mendapatkan informasi tentang sejarah Baduy langsung dari para tetua adat Baduy, serta bisa memotret kehidupan warga suku Baduy dari dekat,” tambah Wayang.
Ide untuk melakukan kegiatan observasi ke suku Baduy diakui Wayang didapat atas masukan dari Ketua Jurusan Prodi KPI, Tb. Nurwahyu. Ide itu kemudian dia lemparkan ke mahasiswa untuk mendapatkan tanggapan.
“Tanpa saya duga, mereka menyambutnya dengan antusias. Karena mayoritas dari mereka belum pernah ke Baduy,” ujarnya.
Ketua pelaksana acara, Uwes Baejuri mengatakan kegiatan observasi ini mengusung tema, Feature Class Goes To Baduy: With Adventure We Got Knowledge. “Jadi kita ke Baduy selain jalan-jalan juga sambil menggali ilmu dan nilai-nilai sejarah Baduy untuk kemudian kita tulis menjadi buku,” terang Uwes.
Salah satu mahasiswa KPI UIN Banten, Agung Juansyah mengatakan, ini merupakan kunjungan pertamanya ke Baduy. Dia terkesan dengan kunjungan itu karena perjalanannya sangat seru.
Baca Juga: Wilayahnya Terlalu Luas, Disparbud Kesulitan Mendata Jumlah Sanggar Seni di Pandeglang
“Suasana alamnya yang masih asri membuat saya betah berlama-lama di Baduy,” kata Agung. (***)