BANTENRAYA.COM – Jalur kereta api peninggalan zaman Belanda di Lebak rencananya bakal dioperasikan kembali dengan rute Rangkasbitung – Labuan, pada tahun 2028 nanti.
Tujuannya, agar meningkatkan konektivitas transportasi antar daerah dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Lebak.
Jalur tersebut membentang dari Pandeglang ke Labuan melalui pusat Kabupaten Pandeglang.
Kepala Bappelitbangda Lebak Yosep M Holis mengatakan, jalur kereta api peninggalan Belanda di Lebak direncanakan bakal dioperasikan kembali pada tahun 2028 mendatang.
“Iya betul Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Jakarta-Banten sudah melakukan kajian serta sosialiasi kepada warga, awalnya mau tahun 2024,” Yosep.
“Tapi karena terkendala anggaran pembangunan ditunda tahun 2025, kalau tahun 2025 mulai dibangun berarti tahun 2028 baru rampung, dan bisa beroperasi,” kata dia saat ditemui di kantornya, Selasa 7 November 2023.
Ia mengungkapkan, adapun rute stasiun awal Warunggung sampai daerah Pandeglang – Labuan dengan panjang sekitar 56 kilometer.
“Nanti di stasiun awal Rangkasbitung, kan kalau stasiun Rangkas sudah aktif ya, nah nanti yang dioperasikan di Desa Cibuah, dan Desa Salaraja, Kecamatan Warunggunung pemberhentian akhir di stasiun Labuan,’ urainya.
Baca Juga: 8 Ide Kegiatan di Hari Pahlawan Untuk Anak Sekolah, Dijamin Seru dan Edukatif!
“Untuk anggaran reaktivasi saya kurang tau, itu kewenangan dari Balai,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Infrastruktur Wilayah pada Bappelitbangda Lebak Teguh menjelaskan, dalam mengaktivasi jalur kereta api peninggalan Belanda dibutuhkan anggaran yang besar.
Sebab, jalur rel bekas stasiun tersebut banyak yang alih fungsi menjadi pemukiman warga.
“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada warga sekitar, bahkan pihak Balai juga sudah turun langsung untuk mengukur lahan dan memberikan sosialisasi kepada warga yang terdampak,” ujarnya.
Ia membeberkan, penghentian operasi stasiun Rangkasbitung – Labuan peninggalan zaman Belanda pada tahun 1980.
“Jalur kereta api Labuan-Rangkasbitung adalah jalur kereta api yang menghubungkan stasiun Labuan dengan Stasiun Rangkasbitung, termasuk dalam wilayah Aset (Daerah Operasional atau Daop) I Jakarta,” ucapnya.
Teguh menambahkan, untuk kepastian mulai diaktivasi dirinya belum bisa memastikan lantaran pihak Perkeretaapian sedang fokus membangun Stasiun Ultimate Rangkasbitung.
“2025 juga belum pasti ya, soalnya sekarang masih dibahas dalam kajian. Pokoknya, nanti bisa beroperasi lagi,” ujar dia.
Ia mengimbau, di massa depan Lebak akan menjadi wilayah yang maju karena pembangunannya.
Maka, masyarakat Lebak jangan sampai menjadi penonton di daerah sendiri.
“Harus segera meningkatkan kualitas diri, karena persaingan di Lebak nanti akan ketat. Jadilah pribumi yang ikut andil dalam kemajuan Lebak, dan jangan jadi orang asing di wilayah sendiri,” tutup Teguh.
Warga Desa Salaraja, Kecamatan Warunggunung, Ardiansyah membenarkan bahwa pemerintah sudah mendata masyarakat didekat stasiun Warunggunung yang terdampak.
“Kabarnya sih iya mau dibangun, udah lama banget, pemerintah udah kesini juga mengadakan sosialiasi, ada yang udah dipatok, saya mah terima saja kalau emang digusur yang penting diberikan kompensasi,” singkatnya.***