BANTENRAYA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan pemodelan dampak potensi tsunami megathrust di Selat Sunda.
Hasilnya, sejumlah industri di Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon akan mengalami dampak yang paling besar dari tsunami megathrust.
Industri tersebut berpotensi terkena genangan tsunami megathrust setinggi 6 meter.
Baca Juga: Luas Panen Padi di Banten Menyusut 5,77 Ribu Hektare, Produksi Turun 25 Ribu Ton, Apa yang Terjadi?
Demikian terungkap dalam webinar mitigasi gempa bumi dan tsunami kawasan industri Cilegon, Senin 1 November 2021.
Sub Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi pada BMKG Suci Dewi A mengatakan, Kota Cilegon menjadi perhatian BMKG karena lokasinya yang sangat strategis.
Selain memiliki kawasan industri besar, di Kota Baja itu juga terdapat infrastruktur kritis seperti PLTU Suralaya hingga pelabuhan barang Pelindo II dan penyeberangan Pelabuhan Merak.
Baca Juga: 5 Link Twibbon Keren Hari Pahlawan dengan Semangat Membara dan Elegan untuk Foto Profil Medsos
“Cilegon juga destinasi wisata Pulau Merak Kecil hingga Bukit Cipala Merak,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Indonesia menjadi Negara yang rawan gempa karena posisinya yang berada di pertemuan empat lempeng bumi raksasa.
Di Banten sendiri berhadapan dengan segmen subduksi IndoAustralia.
Baca Juga: Warga Dua Desa di Patia Disuntik Vaksin Covid-19
Dari kajian para pakar, untuk subduksi zona megathrust yang berhadapan Selat Sunda itu memiliki magnitudo yang berpotensi maksimum mencapai 8,7.
“Kami telah membuat pemodelan perkiraan dampak guncangannya dengan gempa bumi berkekuatan 8,7 (magnitudo) berapa dampak guncangan, utamanya di wilayah Cilegon.
Dengan skenario gempa 8,7 magnutudo di Selat Sunda dan pemodelan dampak yang berpotensi ditimbulkan maka industri di Kecamatan Ciwandan akan menjadi yang terparah.
Baca Juga: Setop Sok Jagoan dan Senioritas, Rasulullah SAW Melarangnya
Ada beberapa perusahaan atau industri di Kecamatan Ciwandan yang diperkirakan terdampak seperti PT Krakatau Semen Indonesia dengan perkiraan genangan tsunami di atas 6 meter.
“Pelindo II, PT Asahimas Chemical, PT Chandra Asri, melihat detail genangan tsunaminya dengan skenario gempa 8,7 (magnitudo) di Selat Sunda untuk pada umumnya genangan tsunami sekitar 3-6 meter. Waktu kedatangan tsunami 96 hingga 72 menit,” ungkapnya.
Untuk itu, Suci menegaskan perlu kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan tsunami.
Baca Juga: Ini Makna dan Filosofi Logo Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2021
Misalnya, kesiapan sistem komunikasi yang baik, pelatihan dan pendidikan untuk memahami prosedur darurat, serta tindak lanjut.
“Komunikasi secara teratur antara instansi pemerintah dan industri untuk memastikan ketersediaan peralatan darurat,” katanya.
“Apa yang kita sampaikan ini adalah hasil pemodelan. Jadi kita membuat perkiraan dengan skenario terburuk yang mungkin saja terjadi berdasarkan kajian para pakar,” tegasnya. ***

















