BANTENRAYA.COM – Hingga akhir Juni 2024, nilai mata uang atau nilai tukar Rupiah terus mengalami pelemahan, dari mata uang Dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data dari pasar pada 24 Juni 2024, nilai tukar Rupiah berada di level Rp16.401.
Sejalan dengan kondisi tersebut, sejumlah Money Changer di beberapa di Kota Serang telah menetapkan harga jual dan beli di atas nilai tukar Rupiah yang sudah ditetapkan.
Baca Juga: Rumah Zakat Bersama Banten Raya Distribusikan Superqurban untuk Masyarakat Wilayah Minim Pequrban
Salah satu money changer di Kota Serang yang sudah menerapkan tarif tersebut adalah PT Salima Inti Valasindo (SIV) di Jalan Pasar Lama, Kota Serang, dimana harga beli yang ditetapkan adalah Rp16.250 dan harga jual Rp16.400.
Pengelola PT SIV Jihadusalam mengatakan, meskipun Dolar mengalami peningkatan namum tren masyarakat untuk melakukan penukaran uang masih sangat minim.
“Tidak seperti pada periode tahun 2008 lalu, yang melakukan penukaran banyak, entah faktor apa yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi,” kata Jihad kepada Bantenraya.com, Senin 24 Juni 2024.
Baca Juga: Tersangka Baru Kasus Gratifikasi Proyek Breakwater Cituis Tangerang Melarikan Diri
Adapun untuk maksimal penurkaran Dolar yang ditetapkan, PT SIV hanya membatasi sampai 20.000 Dolar AS dan minimal penukaran sebanyak 1 Dolar AS.
“Untuk besaran tarif tidak kami tetapkan, hanya mengambil selisih dari kurs jual dan beli saja,” imbuhnya.
Justru, saat ini banyak dari masyarakat di Kota Serang yang melakukan penukaran mata uang dari Riyal Saudi ke Rupiah, karena banyak jamaah haji yang sudah pulang ke Tanah Air.
Baca Juga: Rekrutmen CPNS 2024 Akan Diundur Jadi ke Juli, Simak Alur Pendaftaran yang Wajib Diketahui
“Iya tren sekarang malah ke uang Riyal Saudi, untuk kurs beli 1 Riyal Saudi di harga Rp4.200 dan kurs jual Rp4.400,” terangnya.
Selain itu menurut keterangan pemilik noney changer, PT Central Mutiara Artha yang enggan disebut namanya memang ada nasabah yang datang untuk menjual Dolar mereka.
Namun jumlah tersebut tidak masif dan jumlahnya masih terbilang setara dengan nasabah yang ingin membeli Dolar.
Baca Juga: Ini Sosok Boaz Solossa di Timnas Indonesia U16 yang Siap Obrak-abrik Pertahanan Filipina Nanti Malam
“Yang punya tabungan Dolar pasti melakukan penukaran disini, namun tidak terlalu banyak jumlahnya, mayoritas sih penukaran uang dari daerah Timur Tengah,” katanya.
Sementara itu di sisi lain, pembelian dolar juga naik dari sisi korporasi meskipun penjualan dolar sedang meningkat.
Padahal menurut para ekonom, pelemahan rupiah ini dapat berdampak negatif pada perusahaan.
“Perusahaan-perusahaan di sektor ini, terutama yang padat karya dan berorientasi ekspor, menghadapi beban operasional yang terus meningkat seiring dengan kenaikan upah, suku bunga, dan beban operasional lainnya,” kata Pengamat Ekonomi Provinsi Banten, Bambang D Susesno.***

















