BANTENRAYA.COM – Umat muslim sebelum menyambut Ramadhan biasanya terdapat tradisi yang dilakukan.
Tradisi tersebut telah ada sejak dulu dan tetap dilestarikan sampai saat ini.
Salah satu tradisi jelang Ramadhan adalah Munggahan. Tradisi munggahan biasanya ditemui di Sunda khususnya Jawa Barat.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Kota Cilegon Tarif Murah dan Cocok untuk Liburan Akhir Pekan
Lantas apa maksud dan arti munggahan?
Munggahan merupakan tradisi masyarakat Islam yang berasal dari suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Munggahan biasanya dilakukan pada akhir bulan Sya’ban (satu atau dua hari menjelang Ramadhan).
Baca Juga: Buntut Kritik Jennie BLACKPINK, Kiky Saputri Banjir Hujatan hingga Siap Laporkan Blink?
Munggahan berasal dari bahasa Sunda yang memiliki arti naik. Makna munggahan adalah bulan yang suci atau tinggi derajatnya.
Dalam munggahan ini memiliki maksud sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah, untuk membersihkan diri dari hal-hal yang buruk selama setahun sebelumnya.
Selain itu, sebagai upaya agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa.
Pelaksanaan tradisi munggahan ini sangat bervariasi, sepeti berkumpul bersama kerabat, makan bersama (botram), saling bermaafan, dan doa bersama.
Selain itu, ada juga yang mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, berziarah ke makam keluarga atau orang saleh, atau mengamalkan sedekah munggah (sedekah pada sehari sebelum puasa).
Biasanya, orang Sunda yang merantau akan mudik terlebih dahulu pada awal Ramadhan.
Hal tersebut dilakukan untuk bisa mengikuti tradisi munggahan di kampung bersama keluarga.
Berdasarkan hal tersebut, dapat terlihat bahwa tradisi munggahan sebagai bentuk silaturahmi.
Indonesia memiliki banyak tradisi untuk menyambut ramadhan. Memiliki nama yang sama kaan tetapi mempunyai konsep yang sama.
Indonesia masyarakat mulyi kultur dan kaya akan tradisi. Kebiasaan menjelang Ramadhan akan diekspresikan dengan berbagai cara.
Tradisi adalah budaya turun temurun yang harus dipertahankan oleh setiap generasinya.
Tradisi yang telah ada harus dipegang teguh karena sebagai salah satu bentuk rasa hormat masyarakat terhadap leluhur di daerah tempat tradisi berkembang.***