BANTENRAYA.COM – Serangan Israel terhadap wilayah Gaza, yang merupakan bagian dari Palestina, telah menciptakan gelombang solidaritas di seluruh dunia untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Sejumlah tindakan dukungan terhadap Palestina telah muncul sejak konflik dimulai, termasuk di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Belakangan ini, slogan “From the River to the Sea” semakin populer dalam gerakan solidaritas pro Palestina, terutama di Eropa dan Amerika.
Baca Juga: Profil dan Biodata Santyka Fauziah Pacar Baru Sule, Tiktoker dan Selebgram Cantik Keturunan Arab
Slogan ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai “Dari Sungai hingga Laut, Palestina akan Merdeka.”
Namun, apa sebenarnya arti dari “From the River to the Sea” yang perlu Anda ketahui? Simak artikel ini hingga selesai.
Dikutip Bantenraya.com dari Al Jazeera, berikut adalah makna sebenarnya dari “From the River to the Sea” yang perlu Anda pahami:
Baca Juga: Tips untuk Mendapatkan Buah Durian yang Lebat dan Manis melalui Pemilihan Lokasi dan Bibit
“From the River to the Sea, Palestine Will Be Free” merujuk pada wilayah antara Sungai Yordan, yang berbatasan dengan Israel di bagian timur, dan Laut Mediterania di barat.
Menurut Yousef Munayyer, seorang penulis Palestina-Amerika pada tahun 2021, slogan ini memiliki dua makna. Pertama, ia merujuk pada penghapusan kekuasaan Israel di wilayah tersebut.
Di sisi lain, slogan ini juga dianggap sebagai cara untuk menyuarakan keinginan untuk memiliki sebuah negara di mana warga Palestina dapat hidup sebagai warga negara yang bebas dan setara di tanah air mereka, tanpa penindasan dari pihak lain atau mendominasi orang lain.
Baca Juga: Netflix Rilis Poster Terbaru Sweet Home 2, Song Kang Bakal Berakhir Jadi Manusia atau Monster?
Sebelumnya, dalam piagam pendirian partai Likud yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu, yang saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Israel.
Disebutkan bahwa di antara Laut Mediterania dan Sungai Yordan, hanya kedaulatan Israel yang akan berlaku.
Slogan ini juga pernah diulas oleh Nimer Sultany, seorang dosen hukum di School of Oriental and African Studies (SOAS) di London.
Baca Juga: Inilah Kalkulator Kesehatan Mental, Segera Cek untuk Ketahui Mentalmu
Ia melihat bahwa kata “free” dalam slogan tersebut menyoroti pentingnya kesetaraan bagi semua warga Palestina yang memiliki sejarah panjang.
Dalam pandangan sebagian warga Palestina, kata “free” mencerminkan hak mereka yang telah lama ditolak, yaitu hak untuk menentukan nasib sendiri.
Terutama sejak Inggris memberikan izin kepada kaum Yahudi untuk mendirikan “rumah” mereka di tanah Palestina melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917.
“Slogan ini akan dianggap tidak pantas oleh mereka yang mendukung rezim apartheids dan supremasi Yahudi,” kata Sultany.
Intinya, isu pokok di sini adalah penolakan berkelanjutan terhadap hak warga Palestina untuk hidup dalam kesetaraan, kebebasan, dan martabat seperti orang lain, sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sultany.***















