BANTENRAYA.COM – Dua warga Kabupaten Serang meninggal dunia setelah dinyatakan positif terkena demam berdarah dengue (DBD) selama Januari 2022.
Dua warga Kabupaten Serang yang meninggal dunia akibat DBD itu yakni warga Kecamatan Cikeusal dan warga Kecamatan Padarincang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang Agus Sukmayadi mengatakan, sampai dengan awal Februari ini sudah ada 38 kasus DBD yang menyebabkan satu warga Nyompok, Cikuesal dan satu warga Padarincang meninggal dunia.
Baca Juga: Pasar Cibaliung Pandeglang Terbakar, Asap Tebal Membubung Tinggi
“Iya kasus DBD cukup tinggi yang tersebar di beberapa wilayah,” ujar Agus, Rabu 2 Februari 2022.
Ia menjelaskan, adanya kasus DBD sendiri karena saat ini sedang berlangsung musim pancaroba dimana cuaca sedang panas namun tiba-tiba hujan sehingga beberapa wilayah.
“Anomali cuaca ini menimbulkan lingkungan yang memudahkan nyamuk aedes aegypti berkembang biak dengan cepat,” katanya.
Baca Juga: Indonesia Bisa Ikuti Negara Maju Cabut Aturan Wajib Masker Jika…….
Agus menutrukan, untuk kecamatan yang sudah ada warganya yang meninggal maka daerah tersebut dinyatakan kejadian luar biasa (KLB) sehingga perlu ada penanganan yang lebih.
“Informasi yang di Nyompok, Kecamatan Cikeusal itu berobat pertama di klinik swasta sehingga agak terlambat untuk dilakukan rujukan,” paparnya.
Adapun upaya yang dilakukan untuk pencegahan peningkatan kasus DBD, pihak Dinkes dan Puskesmas terus melakukan sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama PHBS lingkungan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Masih Ada 1,2 Juta Warga Banten yang Belum Disuntik Vaksin Sama Sekali
“DBD itu kan penyebab utamanya gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi virus,” tuturnya.
Untuk nyamuk aedes aegypti, kata Agus, dengan cepat berkembang biak di genangan air dan tempat-tempat yang tidak terawat.
“Kegiatan fogging tetap dilakukan oleh dinas di wilayah yang sudah ada kasus terkonfirmasi positifnya,” katanya.
Baca Juga: Daftar 29 Pemain Timnas U-23 Indonesia, untuk Pemusatan Latihan Piala AFF U-23 2022
“Namun untuk fogging perlu ada persyaratan khusus dengan dilihat dulu apakah layak difogging atau tidak,” tuturnya.
Kemudian, kegiatan fogging atau pengasapan sendiri tidak begitu kurang efektif dan tidak cukup mematikan telur nyamuk.
“Yang paling efektif itu melalui kegiatan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat yang menjadi berkembangnya nyamuk aedes aegypti,” ujarnya. ***


















