BANTEN RAYA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang menganggarkan Rp560 juta untuk renovasi pembangunan ruang kelas di SMPN 2 Cikeusal yang ambruk.
Saat ini kondisi tiga ruang kelas di SMPN 2 Cikeusal sudah tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar karena bagian atap bangunan yang sudah berjatuhan ke tanah.
Kepala Dindikbud Kabupaten Serang Asep Nugraha Jaya mengatakan, renovasi pembangunan gedung SMPN 2 Ciruas sudah ditetapkan sebagai rencana pembangunan di tahun 2025.
“Untuk pembangunan ini di SMPN 2 Cikeusal sudah direncanakan dalam pembangunan di tahun 2025. Pembangunan ini akan menjadi prioritas dan anggaran yang kita ajukan juga sudah di ketok palu,” ujarnya, Kamis (30/1).
Baca Juga: DPRD Cilegon Umumkan Akhir Masa Jabatan Helldy 6 Februari
Ia menjelaskan, pihaknya sudah mengajukan anggaran kurang lebih sebesar Rp560 juta untuk merenovasi ruang kelas yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
“Sesuai kondisi yang kita lihat di SMPN 2 Cikeusal itu sudah sangat parah tapi ini sudah menjadi rencana pembangunan anggaran pun sudah diketok Palu. Untuk renovasi kita anggarkan kurang lebih sebesar Rp560 juta,” katanya.
Asep menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan kapan rencana pembangunan ruang kelas sekolah karena masih ada tahap lelang yang harus dilalui sebelum dibangun.
“Sebenarnya kondisinya memang sudah parah, tapi untuk proses pembangunannya ada tahap-tahapan lain yang harus kita lalui. Sebelum djbangun ada tahapan lelangnya tapi Insya Allah ini akan berjalan,” jelasnya.
Baca Juga: BSI Gagas Kemitraan Koprasi ISM Bantu Tingkatkan Omzet Ratusan Pedagang Bakso
Ia memastikan, pembangunan ruang kelas SMPN 2 Cikeusal akan menjadi prioritas sehingga bisa digunakan kembali untuk kegiatan belajar mengajar seperti sedia kala.
“Pokoknya kita pengen secepatnya lah melakukan proses lelang, karena memang sudah ada dalam perencanaan pembangunan tahun 2025. Jadi pembangunan sekolah ini akan menjadi prioritas kita,” paparnya.
Saat ini peserta didik masih menggunakan ruang lainnya seperti laboratorium, aula, ruang komputer supaya kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
“Untuk sekarang kondisi peserta didik menyesuaikan saja ke ruangan-ruangan yang ada. Mereka menempati fasilitas-fasilitas yang lainnya karena pada prinsipnya siswa harus tetap belajar, ” tuturnya. (***)


















