BANTENRAYA.COM – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), kembali menegaskan komitmennya dalam bidang riset dan inovasi berkelanjutan dengan menyelenggarakan The Second International Conference Global Summit on Sustainable InTechnology (GS-SIGRET 2025) di ruang multimedia Lt. 1 Gedung Rektorat Kampus Untirta Sindangsari, Serang, Banten.
Kegiatan internasional ini berlangsung secara hybrid (luring dan daring) dan diikuti oleh peserta dari berbagai universitas dan lembaga riset di Indonesia, Jepang, Malaysia, serta Afrika Selatan.
Mengangkat tema Innovating for a Sustainable Future: Integrating Technology, Green Finance, and Circular Economy, konferensi ini membahas isu-isu internasional seputar keberlanjutan (sustainability) dengan fokus pada tantangan perubahan iklim, kesenjangan ekonomi, dan revolusi industri hijau.
BACA JUGA: Workshop Motivasi dan Pembuatan Soal HOTS di MIN 3 Jakarta Bersama Pakar dari UNINDRA
Pernyataan Ketua GS-SIGRET 2025
Laporan Ketua GS-SIGRET 2025 Yeni Januarsi melaporkan bahwa konferensi ini berhasil menarik minat luas dari peneliti dan akademisi global. Konferensi ini diikuti oleh sekitar 220 peserta aktif dari berbagai negara.
“Kami berterima kasih atas kehadiran seluruh akademisi dan peneliti yang berpartisipasi dalam forum ini,” ungkapnya.
Yeni menegaskan bahwa GS-SIGRET 2025 menjadi wadah penting untuk memperkuat kolaborasi riset internasional dalam teknologi hijau, green finance dan ekonomi sirkular.
BACA JUGA: Tukin PPPK Banten 2025 Hanya Rp350 Ribu, Dinilai Tak Manusiawi dan Jauh di Bawah Angkatan Sebelumnya
“Melalui GS-SIGRET, kami ingin memperkuat jejaring internasional dan mendorong pertukaran ide lintas disiplin demi menghadirkan kontribusi positif bagi masa depan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Kepala LPPM Untirta Meutia menegaskan bahwa konferensi ini sejalan dengan visi Untirta dalam memperkuat riset dan pengabdian kepada masyarakat berbasis keberlanjutan.
“Kami berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek riset dan pengabdian. GS-SIGRET menjadi langkah penting dalam memperluas jejaring dan menciptakan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Sebagai co-host kegiatan, Aan Asphianto, Direktur Pascasarjana Untirta menyampaikan, GS-SIGRET menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi riset internasional.
BACA JUGA: Marak Kasus Perundungan, DPRD Banten Dorong Perda Sekolah Ramah Anak Segera Disahkan
Kegiatan ini adalah platform yang mempertemukan para ahli, dan praktisi global untuk membahas solusi inovatif dalam menghadapi tantangan keberlanjutan.
“Saya berharap kerja sama ini akan berlanjut dan menghasilkan riset kolaboratif di masa depan,” harapnya.
Dalam pidatonya, Ketut yang mewakili Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menegaskan pentingnya investasi berkelanjutan di bidang riset, pendidikan, dan inovasi teknologi hijau.
Kita harus memperkuat sinergi antara industri, akademisi, dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem riset yang mampu menghadirkan solusi nyata terhadap krisis iklim dan ketimpangan ekonomi, tegasnya. ***
















