BANTENRAYA.COM – Sejumlah kios di Plaza Pasar Badak Pandeglang terlihat kosong ditinggal pedagang.
Sejumlah pedagang Plaza Pasar Badak Pandeglang yang bertahan menyebut bahwa kondisi itu terjadi lantaran kondisi pasar yang sepi serta banyaknya kerusakan yang terjadi.
Salah seorang pedagang di Plaza Pasar Badak Pandeglang yang menutup kiosnya, Arin mengaku terpaksa harus menutup tokonya untuk sementara.
Hal itu dilakukan karena jumlah pengunjung yang terus menurun, ditambah persaingan dengan platform belanja online.
“Iya, dari tahun kemarin pun sudah sepi pembeli dan pas lebaran juga sama sepi. Karena banyak warga di sini yang lebih memilih belanjanya di online,” kata Arin kala dihubungi, Minggu, 18 Mei 2025.
Arin sendiri menyebut bahwa dirinya menjual berbagai jenis pakaian di tokonya. Namun, karena keberadaan toko online yang menjual harga di bawah pasar, toko miliknya menjadi sepi pembeli.
Baca Juga: Gak Perlu Ribet! Daftar dan Bayar Nikah Bisa Sambil Rebahan dengan Online Lewat HP
“Saya heran, kok bisa di online itu orang jualan tapi harganya mirip-mirip sama modal yang harus saya keluarkan. Susah mau dapat Rp200 ribu saja sekarang,” ujarnya.
Sementara pedagang lain yang masih bertahan, Ovi Arman menilai, bangkrutnya sejumlah pedagang di Pasar Badak Pandeglang juga terjadi akibat banyaknya kerusakan yang terjadi, di samping keberadaan toko online.
Menurut dia, kondisi pasar saat ini membuat calon pembeli ogah datang ke pasar.
Baca Juga: Garuda Calling! Resmi Sebanyak 32 Pemain Timnas Indonesia Dipanggil untuk Hadapi China dan Jepang
“Salah satunya mungkin ya karena ada toko online. Tapi juga kalau dilihat kondisi pasarnya juga memprihatinkan,” tuturnya.
“Banyak yang bocor. Sementara kita wajib bayar retribusi. Gimana pembeli mau datang kalau sudah merasa tidak nyaman,” kata Ovi.
Terkait kondisi kios, Ovi dan pedagang lain berinisiatif memasang terpal pelindung di titik-titik atap yang bocor.
Baca Juga: CATAT! 6 Ciri Hewan Ternak yang Tidak Bisa Dijadikan Kurban saat Idul Adha
Dari ujung terpal kemudian pedagang memasang sebuah corong yang disambungkan dengan selang. Di ujung selang kemudian oleh para pedagang akan diberikan ember atau bak penampung air.
Hal tersebut dilakukan untuk berjaga-jaga ketika hujan, air yang bocor akan turun ke terpal.
Kemudian memasuki corong yang sudah disambungkan selang dan terakhir air akan tertampung ke penampungan yang sudah disiapkan.
Baca Juga: 3 Link Poster Peringatan Hari Museum Internasional 2025, Desain Terbaru dan Keren
“Dari mulai 2019 aja, udah mulai penurunan terus itu. Sekarang ini bisa dibilang klimaksnya. Harapan kita pasar ini supaya cepat bersih rapi. Walaupun ya kita tau sepi juga karena pengaruh onlinelah (e-commerce) atau apalah,” tuturnya. ***
















