Belum Banyak Diungkap, Ini Kiai Penggagas Ide Berdirinya NU hingga Perdebatan Soal Nama

- Senin, 30 Januari 2023 | 20:35 WIB
Tampilan untuk lirik mars 1 Abad NU. (Instagram @santridesign)
Tampilan untuk lirik mars 1 Abad NU. (Instagram @santridesign)

BANTENRAYA.COM – Nadlatul Ulama atau NU genap merayakan hari kelahirannya yang ke satu abad atau 100 tahun pada 16 Rajab 1444 Hijriyah atau bertepatan pada 7 Februari 2023 Masehi.

Di usianya yang sudah sangat tua tersebut NU tetap menasbihkan diri sebagai organisasi kemasyarakatan atau ormas islam yang masih memegang tradisi dan menggunakan mazhab sebagai pedoman dalam setiap ibadahnya.

Hal itu, masih sejalan dengan semangat lahirnya NU pada 16 Rajab 1344 Hijriyah atau bertepatan pada 31 Januari 1926 Masehi.

Baca Juga: JD ID Resmi Umumkan Tutup per 31 Maret 2023, Berikut Daftar Gaji Karyawan JD ID yang Bikin Melongo

Dimana, menilai tradisi dan budaya bukan sebuah penghalang kemajuan peradaban Islam, termasuk juga menolak sentimen anti mazhab sebagaimana tengah berkembang di Islam Timur tengah.

Bahkan, dalam pergolakan pemikiran NU juga terus memberikan warna terutama memberikan solusi persoalan sosial keumatan dan agama.

NU sendiri merupakan sebuah organisasi yang didirikan atas inisiatif para Ulama di Indonesia. Dimana, pendirian NU digawangi langsung KH Muhammad Hasyim Asyari pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: Pengadilan Negeri Komitmen Terapkan Wilayah Bebas dari Korupsi, dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani

Namun, ternyata dibalik didirikannya NU oleh Hasyim Asyari ternyata ada sosok sahabatnya, yakni KH KH Abdul Wahab Chasbullah yang sama sama merupakan murid dari KH Cholil Bangkalan.

Dikutip BantenRaya.Com dari berbagai sumber pada Senin 30 Januari 2023, Gagasan berdirinya Jamiyah NU tersebut sebenarnya merupakan puncak dari komunitas dan kelompok, perkumpulan pergerakan para ulama yang sebelumnya sudah ada jauh puluhan tahun sebelum NU berdiri.

Sebelum menyetujui gagasan dan didirikan NU, Hasyim sendiri juga sebelumnya melakukan konsultasi kepada para gurunya, termasuk juga KH Cholil Bangkalan.
Dimana pada petunjuk awal Hasyim mendapatkan tasbih dan dua kalimat asmaul husna Ya Jabbar dan Ya Qahhar dari KH Cholil yang disampaikan melalui pembawa pesan KHR Asad Syamsul Arifin Situbondo.

Baca Juga: Terupdate! Daftar Nama-nama Menteri Kabinet Indonesia Maju Jokowi Amin per Februari 2023

Selain itu, sebelumnya pada 1924 di tahun akhir, petunjuk awal diberikan KH Cholil berupa tongkat dan juga ayat Al-Quran Surat Thaha ayat 17-23 yang menceritakan Mukjizat Nabi Musa as.

Dengan tekad bulat menurut Choirul Anam dalam bukunya Pertumbuhan dan Perkembangan NU, barulah atas petunjuk tersebut Hasyim mendeklarasikan berdirinya jamiyah.

Namun, rupanya tidak selesai di sana saja, perdebatan muncul dari kalangan para kiai kala itu soal penamaan organisasi Nahdlatul Ulama.

Baca Juga: Waspada! Ada Penipuan Mengatasnamakan Pj Gubernur Provinsi Banten Menggunakan Nomor Ini

Bahkan, muncul awal nama Nahdlatul Ulama tersebut menjadi perdebatan dan dipertanyakan apa sebenarnya makna dan penjelasan atas nama tersebut. Hingga pada akhirnya KH Mas Ali bin Abdul Azis memberikan rincian kebangkitan bukan lagi mulai atau akan bangkit.

Melainkan, kebangkitan itu sudah berlangsung sejak lama dan bahkan sudah bergerak jauh sebelum adanya tanda-tanda akan terbentuknya Komite Hijaz itu sendiri. Hanya saja, kata Kiai Mas Alwi, kebangkitan atau pergerakan ulama kala itu memang belum terorganisasi secara rapi.

Akhirnya, keputusan diambil secara aklamasi menyetujui usulan dari KH Mas Ali bin Abdul Azis dalam rapat yang digelar pada 16 Rajab 1344 Hijriyah. (***)

Editor: Wisnu A Mahendra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X