Prediksi Ngeri Nasib Kota Cilegon di 2023, Inflasi Capai 8 Persen, Pengangguran dan Kemiskinan Naik Signifikan

- Sabtu, 14 Januari 2023 | 06:00 WIB
Ilustrasi resesi global. Ketua Harian IKA Untirta memberikan komentar soal prediksi resesi global dan dampaknya untuk Kota Cilegon. (Pixabay/Timisu)
Ilustrasi resesi global. Ketua Harian IKA Untirta memberikan komentar soal prediksi resesi global dan dampaknya untuk Kota Cilegon. (Pixabay/Timisu)

BANTENRAYA.COM – Berbagai capaian indikator makro pembangunan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD Kota Cilegon mengalami peningkatan pada 2022 dibandingkan 2021 lalu.

Mulai dari pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia atau IPM, angka kepuasan masyarakat, pendapatan asli daerah atau PAD Kota Cilegon semuanya mengalami peningkatan.

Termasuk juga, hal positif dengan berkurangnya angka kemiskinan, pengangguran terbuka hingga indeks gini rasio atau ketimpangan miskin dan kaya di Kota Cilegon semuanya mengalami penurunan.

Baca Juga: Muhaimin Iskandar Yakin PKB Bisa Rebut Posisi Gerindra di Pemilu 2024

Namun, laju pertumbuhan yang meningkat akan mengalami penurunan serta kemiskinan dan pengangguran akan meningkat pada 2023 karena adanya prediksi resesi global.

Hal itu, berdasarkan pemetaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penerlitian dan Pengembangan atau Bappedalitbang dalam dokumen forum komunikasi public ranangan awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah atau RKPD.

Diketahui, berdasarkan angka 2021 ke 2022 semuanya hampir mengalami tren positif.

Misalnya pertumbuhan ekonomi sebelumnya hanya 4,81 persen menjadi 5,06 persen, IPM sebelumnya hanya 73,25 poin menjadi 73,95 poin, laju inflasi 2,19 persen menjadi 4,34 persen.

Baca Juga: Laporan Kejari Serang Terhadap Dito Mahendra Dilimpahkan ke Polresta Serang Kota, 4 Orang Dimintai Keterangan

Lalu, pendapatan perkapita 174,46 juta menjadi 181,48 juta, Indeks kepuasan masyarakat dari 77 poin menjadi 82,95 dan Indeks Persentase PAD 35,33 persen menjadi 41,05.

Selanjutnya, sejumlah angka lainnya mengalami tren positif misalnya Angka Kemiskinan 4,24 persen menurun menjadi 3,64 persen, tingkat pengangguran terbuka 10,13 persen menurun menjadi 8,1 persen, Indek Gini 0,363 menurun menjadi 0,318.

Hanya satu indikator yang mengalami tren negatif yakni soal inflasi dimana sebelumnya hanya 2,19 menjadi 5,34 persen melebihi ambang batas yang ditetapkan Bank Indonesia yakni 3,00 persen kurang lebih 1.

Baca Juga: Catat Tanggalnya! Capres Anies Baswedan akan ke Kota Serang Bulan Januari Ini

Namun, sejumlah indeks tersebut akan mengalami perubahan dan diprediksi akan mengalami perlambatan pada 2023 mendatang.

Misalnya pengangguran diprediksi akan Kembali meningkat pada 2023 menjadi 8,62 dari sebelumnya hanya 8,1 persen.

Lalu angka gini rasio menjadi 0,363 naik Kembali dari sebelumnya hanya 0,318 persen.

Bahkan, inflasi di Kota Cilegon akan sangat tinggi hingga mencapai kurang dari 8 persen dari sebelumnya sudah mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar 5,34.

Baca Juga: Harus Tiga Besar, Wapres Maruf Amin Sebut Perbedaan Politik Kiai di PKB dengan Partai Lainnya

Ketua Harian Ikatan Keluarga Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Kota Cilegon yang juga Ketua Komite Kamar Dagang dan Indonesia Provinsi Banten Pauri D Samal menyatakan, jika Pemkot Cilegon harus mampu membuat formula yang tepat untuk dapat keluar dari lubang jarum jika resesi terjadi.

Salah satunya adalah dengan terus menggenjot sektor ekonomi non formal yakni UMKM, dimana jika nantinya resesi terjadi dan banyak industri setop maka UMKM menjadi tujuan.

“Program Helldy Agustian soal bantuan modal harus digenjot lagi," katanya kepada wartawan, Jumat 13 Januari 2023.

Baca Juga: Viral TikTok! Ini Harga SilverQueen Love Spesial Valentine di Indomaret dan Alfamart

"Sebab, itu sejalan dengan semangat Pemerintah RI untuk terus mengembangkan tenaga kerja dan ekonomi sektor non formal seperti UMKM, artinya jangkauan harus diperluas,” ucapnya.

Pauri menyampaikan, intervensi program bantuan kepada masyarakat juga harus terus dilakukan dan diperbesar.

Sebab, hal itu akan meningkatkan daya beli sehingga inflasi yang terlalu tinggi diprediksi mencapai 8 persen akan bisa ditekan.

Baca Juga: PWI Pandeglang Gelar Safari Jurnalistik dan Rapat Kerja

“Daya beli masyarakat harus terus dijaga. Jika UMKM tumbuh tapi tidak ada yang membeli hal itu juga akan menjadi ketimpangan banyak yang gulung tikar. Untuk itu, bantuan sosial harus semakin diperluas dan diperbanyak,” ucapnya.

Selanjutnya, jelas Pauri, postur anggaran tentu saja akan mengalami guncangan karena perlambatan ekonomi global dan nasional. Artinya penerimaan pendapatan akan minim.

Hal ini akan mengakibatkan defisit APBD yang diprediksi pada 2023 sebesar Rp412 miliar akan menjadi sangat besar.

Baca Juga: Kapan Film Bismillah Kunikahi Suamimu Tayang di Bioskop? ini Jadwal dan Sinopsisnya

Sebab, pendapatan yang diprediksi masuk sebesar Rp1,943 triliun akan sangat menurun signifikan, baik bagi hasil dari pemerintah pusat sebesar Rp1,029 triliun dan dari PAD yang diperkirakan bisa mencapai Rp914,624 juga akan meleset dan berkurang.

“Jadi tentu ini harus menjadi pertimbangan dan Langkah yang strategis untuk bisa menjaga agar postur anggaran tidak terguncang lebih besar, artinya harus ada alternatif penerimaan dari sektor yang tidak memberatkan masyarakat. Ini butuh inovasi dan kreativitas OPD penghasil PAD,” pungkasnya. ***

Editor: Jermainne Tirta Dewa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X