UMK Tertinggi se-Banten, 3,64 Persen Warga Cilegon Alami Kemiskinan

- Jumat, 9 Desember 2022 | 20:58 WIB
Workshop Indikator Strategis di Greenotel Cilegon, Jumat, 9 Desember 2022.  (Gillang Bantenraya.com  )
Workshop Indikator Strategis di Greenotel Cilegon, Jumat, 9 Desember 2022. (Gillang Bantenraya.com )

BANTENRAYA.COM – Sebanyak 3,64 persen warga Kota Cilegon mengalami kemiskinan.
 
Kemiskinan di Cilegon pada 2022 sebanyak 3,64 persen.
 
Meski jumlahnya cukup banyak, namun kemiskinan di Kota Cilegon mengalami penurunan dibandingkan 2021.
 
Di mana, pada 2021 lalu kemiskinan di Kota Cilegon mencapai 4,24 persen.

Baca Juga: Jokowi Sebut Tak Akan Lelah Berantas Korupsi, Warganet: Kenapa Hukumannya Terlalu Ringan Untuk Koruptor Pak
 
Dalam satu tahun, kemiskinan di Cilegon turun sekitar 0,6 persen.
 
Data kemiskinan tersebut dirilis Badan Pusat Statistik atau BPS Cilegon dalam Workshop Indikator Strategis di Greenotel Cilegon, Jumat, 9 Desember 2022.
 
Kemiskinan sendiri menurut BPS dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
 
Sementara Penduduk dikategorikan sebagai penduduk miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga: Umar Patek Napi Bom Bali Kini Bebas Berysarat, Kekhawatiran Potensi Aksi Teror Kembali Meningkat
 
Garis Kemiskinan atau GK mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum yang diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama sebulan, baik kebutuhan makanan maupun non-makanan.
 
GK terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan atau GKM dan Garis Kemiskinan Non-Makanan GKNM.
 
Garis Kemiskinan Makanan atau GKM merupakan nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilokalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi.
 
GKNM merupakan nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan non-makanan berupa perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.
 

Baca Juga: Mommy Rachel Kembali Ajak Laura untuk Jadi Kupu-Kupu Malamdi Episode 4, Apakah Tergoda?

Di tengah garis kemiskinan yang masih terjadi di Kota Cilegon, Kota Cilegon sendiri menjadi daerah di Provinsi Banten dengan Upah Minimum Kota tertinggi.
 
Pada 2022, UMK Kota Cilegon Rp 4.340.254,18.
 
Sementara, UMK Kota Cilegon 2023 sebesar Rp 4.657.222,94.
 
Statistisi Ahli Muda pada BPS Kota Cilegon, Beny Trianjaya menyampaikan, tahun 2022  di Kota Cilegon ada beberapa indikator yang mengalami kenaikan dan penurunan.

Baca Juga: Capaian PBB Rendah, Sekda Pemkab Serang Ancam Copot Camat dari Jabatannya
 
"Berdasarkan data beberapa indikator yang turun yaitu kemiskinan, per bulan  Maret 2021-2022 mengalami penurunan dari 4,24 persen menjadi 3,64 persen. Gini Ratio turun dari 0,363 menjadi 0,318 persen. Indikator pengangguran dari 10,13 persen menjadi 8,10 persen. Sementara untuk indikator yang naik yaitu, indikator IPM (Indek Pembangunan Manusia) naik dari 73,35 menjadi 73,95 persen. Inflasi dari 2,62 persen naik menjadi  2,19 persen. Pertumbuhan Ekonomi dari 0,88 persen menjadi 4,81 persen," urai Beny.
 
Menurut Beny, faktor-faktor yang membuat beberapa indikator di Cilegon mengalami kenaikan dan penurunan.
 
"Kalau yang menurun itu kan kemiskinan, pengangguran yah salah satunya tadi karena Pandemi covid-19 jadi masyarakat sudah dapat pekerjaan dan bisa beraktivitas normal sehingga ekonominya naik dan angka kemiskinan dan pengangguran turun,” ucapnya.

Baca Juga: Sempat Dinyatakan Belum Penuhi Syarat, Mungkinkah PSI Gagal Lolos Verifikasi Faktual KPU?
 
“Kalau yang naik IPM tadi salah satunya. Kita bisa bilang tingkat manusia di Cilegon meningkat dibandingkan tahun 2021 yang mungkin salah satunya karena ekonomi sudah mulai bangkit," ucapnya ditemui di Greenotel. (***)
 

Editor: Wisnu A Mahendra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X