Menurutnya, Golkar adalah partai yang sudah cukup mapan dan matang dengan infrastruktur politik yang besar.
Namun, karena dengan konstruksi pemilih baru yang didominasi kalangan muda, Golkar juga harus menerapkan pendekatan baru.
"Golkar harus mengambil posisi yang bisa menjangkau pemilih muda dengan cara baru yang kreatif, atraktif, dan bisa menawarkan solusi, agar mereka simpati," katanya.
Baca Juga: Tayang di Bioskop, Sinopsis Film Tegar Berkisah Perjuangan Difabel yang Semangat Mewujudkan Mimpi
"Oleh karena itu butuh terobosan, strategi, dan butuh cara-cara baru, termasuk diferensiasi dalam kampanye, untuk mendapatkan simpati dari pemilih terutama pemilih muda," tandasnya.
Ujang menekankan pentingnya keberadaan strategi berbeda yang harus dilakukan Golkar.
"Kalau gaya kampanyenya sama dengan partai lain, maka itu tidak berhasil. Penggalangan opini, berkampanye di media secara masif, itu hal yang bagus. Tapi jangan lupa diferensiasi, ada strategi pembeda," pungkasnya.
Dampak elektoral
Sementara itu, Pengamat komunikasi politik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Silvanus Alvin mengatakan peran media massa bisa memberi dampak elektoral yang positif bagi parpol dan calon.
“Ketika media dianggap sebagai entitas yang objektif maka ketika media "endorse" seorang tokoh tertentu maka bs memberi dampak elektoral yang positif,” katanya.
Apalagi kata Alvin, media massa tidak akan tergantikan di tengah maraknya media sosial.
Baca Juga: Bentak-bentak Saat Diberhentikan Polisi, Kini Pelajar SMP di Sidoarjo Tertunduk Lesu dan Minta Maaf
“Keberadaan media massa secara umum masih belum tergantikan. Di tengah menjamurnya para content creator saat ini, justru media massa menjadi relevan,” sebut Alvin.
Artikel Terkait
AMPI Banten dan Golkar Kota Serang Gelar Jalan Sehat CeRia HUT Partai Golkar ke-58, Diikuti 10.000 Simpatisan
Mantan Petinggi PPP Kabupaten Serang Pindah ke Golkar dan Nasdem
Peluang Airlangga Menuju Pilpres 2024 Lebih Besar Usai Dipuji Jokowi Pada HUT Ke 58 Partai Golkar
Elektabilitas Diyakini Terus Naik, Ketum Golkar Airlangga Hartarto Dapat Tempuh 2 Skenario Agar Bisa Nyapres
Dukungan untuk Golkar Turun, Mesin Partai Masih Setengah Hati Dukung Pencapresan Airlangga
Elektabilitas Golkar Turun, Sikap di KIB hingga Omnibus Law Ditenggarai Jadi Biang Kerok
Trend Setter Survei LSI Denny JA dan Elektabilitas Mentereng Jadi Modal Golkar untuk Pencalonan Airlangga
Dianggap Belum Perlu, Fraksi Partai Golkar DPRD Banten Tolak Raperda Usul Gubernur Soal Perampingan OPD