BANTENRAYA.COM - Ekonom INDEF Agus Herta Sumarto mengatakan, kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (BI7DRR) menjadi 5,25 persen akan menimbulkan dampak negatif, namun bisa diredam oleh pemerintah.
“Dampak negatif yang paling dirasakan adalah kenaikan suku bunga kredit perbankan dan lembaga keuangan," jelas Agus saat berbincang, Jumat 18 November 2022.
"Kenaikan suku bunga kredit ini akan sangat dirasakan oleh para pelaku industri karena biaya modal menjadi meningkat," imbuhnya.
Baca Juga: Bila Twitter Benar-Benar Tutup Gara Gara Elon Musk, Ini yang akan Dilakukan Para Netizen
"Padahal selama ini mereka sudah terbebani oleh kenaikan harga input produksi & energi,“ katanya.
Oleh karena itu, pemerintah harus membuat kebijakan shock absorber yang dapat meredam efek negatif kenaikan BI7DRR dari dua sisi sekaligus, supply dan demand.
“Dari sisi supply, pemerintah bersama Bank Indonesia dapat memberikan relaksasi terhadap berbagai pungutan yang selama ini menjadi beban biaya yang harus ditanggung para pelaku industri,” ungkap Agus.
Kemudian dia menambahkan, pemerintah melalui kebijakan fiskalnya dapat secara temporer memberikan relaksasi pajak dengan memberikan beberapa kebijakan tax holiday.
Kemudian memberikan subsidi suku bunga khusus untuk sektor-sektor padat karya sehingga bisa mengurangi beban biaya modal yang meningkat akibat kenaikan BI7DRR.
Dengan adanya insentif dari pemerintah, maka memangkas biaya modal, sehingga diharapkan tidak perlu lagi efisiensi dari sumber daya manusia, alias melakukan PHK.
Baca Juga: Link Nonton Reborn Rich Episode 1, 2, 3 Sub Indo Resmi di Viu Lengkap dengan Jadwal Tayangnya
Kemudian dari sisi demand, pemerintah diminta terus menggelontorkan program jaring pengaman sosial untuk menjaga daya beli masyarakat. Misalnya Bansos, BSU dan BLT.
“Masyarakat yang tergerus daya belinya baik akibat kenaikan harga barang dan jasa ataupun karena berkurangnya pendapatan," tuturnya.
"Dapat tetap melakukan konsumsi sehingga permintaan terhadap barang dan jasa yang diproduksi perusahaan tidak mengalami perubahan signifikan,” ungkap Agus.
Artikel Terkait
Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan
BI Pertahankan Suku Bunga di Tengah Ketegangan Rusia dan Ukraina
Hadapi Inflasi hingga Krisis Ekonomi Global, Stimulus Fiskal dan Kenaikan Suku Bunga Bertahap Jadi Kunci
The Fed Naikan Suku Bunga 3,75--4 Persen, Rupiah Melemah 16 Poin dari Rp15.647
Ingin Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2023, Pemerintah Dituntut Kerja Ekstra
Percepatan Belanja APBN Jadi Kunci Sukses Optimalisasi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2022
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Tembus 5,72 Persen, Pengamat: Patut Bersyukur di Tengah Ancaman Resesi Global
Kinerja Ekonomi Baik, Elektabilitas Airlangga di Kalangan Pemilih Perempuan Melesat
Sektor Ekonomi Digital Miliki Potensi Besar, Indonesia-RRT Sepakat Jalin Kerja Sama di Pertemuan Bilateral G20