Imbas Tragedi Kanjuruhan Ketua Umum PSSI Iwan Bule akan Mengundurkan Diri, Mahfud MD: Mereka Sudah Mau Mundur

BANTENRAYA.COM – Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban ratusan nyawa berimbas pada Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule akan mengundurkan diri.

Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI akan mengundurkan diri bersama jajaran pengurusnya adalah sebagai bentuk moral akan tragedi Kanjuruhan tempo lalu.

Pada momen Kongres Luar Biasa (KLB) itulah nanti Iwan Bule selaku Ketua Umum PSSI akan mengundurkan diri terkait imbas tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Pemkot Cilegon Buka 626 Formasi Guru untuk Perekrutan PPPK 2022! Berikut Tata Cara Pendaftarannya

Dikutip BantenRaya.com dari PMJ News hal senada telah disampaikan Mahfud MD selaku Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

Mahfud menilai bahwa ia tidak bisa memberhentikan semua jajaran pengurus baik Ketua Umum maupun bawahan atas Kanjuruhan.

Ia hanya menawarkan rekomendasi jika ingin tanggung jawab, berarti secara moralnya berhenti atau mundur.

Baca Juga: Link Nonton Drakor Mental Coach Jegal Episode 15 Sub Indo, Bukan di Dramaqu, LK21 dan Telegram

“Ya kan mereka sudah mau mundur melalui muktamar atau kongres luar biasa, mereka katakan begitu. Sudah, itu memang rekomendasinya kalau kita pecat itu tidak bisa. Rekomendasi kita kalau punya tanggung jawab ya moralnya berhenti, mundur,” ujar Mahfud di kantor MUI Pusat, Jakarta pada Selasa, 1 November 2022.

Pihaknya juga bersama TGIPF atau Tim Gabungan Independen Pencari Fakta sudah menyodorkan berbagai rekomendasi dan sekarang telah terlaksana seperti perubahan peraturan, tranformasi serta pidana.

“Apa coba yang Anda lihat dari rekomendasi Kanjuruhan yang tidak dijalankan? Semua sudah dijalankan, perubahan peraturan, kemudian transformasi. Semuanya sudah. Pidananya yang penting. Pidananya jalan,” tandasnya

Baca Juga: Curhatan Denise Chariesta yang Dilarang untuk Diundang di Berbagai Podcast Oleh Luna Maya

Sebelumnya pengunduruan diri oleh para petinggi PSSI didasari atas tragedi pilu di kancah sepakbola tepatnya Stadion Kanjuruhan.

Pada saat itu telah digelar perhelatan sepakbola yang mempertemukan Arema FC sebagai tuan rumah dengan Persebaya Surabaya selaku tamu.