Elektabilitas Golkar Turun, Sikap di KIB hingga Omnibus Law Ditenggarai Jadi Biang Kerok

- Selasa, 1 November 2022 | 18:42 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam sebuah kesempatan, belum lama ini. Turunnya elektabilitas Golkar disebabkan kecanggungannya dalam mengambil sikap politik di KIB dan juga dukungan pada omnibus law. (Dokumentasi Golkar)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam sebuah kesempatan, belum lama ini. Turunnya elektabilitas Golkar disebabkan kecanggungannya dalam mengambil sikap politik di KIB dan juga dukungan pada omnibus law. (Dokumentasi Golkar)

BANTENRAYA.COM - Turunnya elektabilitas Partai Golkar dinilai disebabkan mesin partai yang masih bekerja setengah hati.

Faksi-faksi internal Partai Golkar belum solid dalam mengusung Ketum Airlangga Hartarto sebagai capres dari partai berlambang pohon beringin itu.

Sebelumnya, survei SMRC menyatakan dibanding hasil Pemilu 2019, dukungan kepada Partai Golkar menurun dari 12,3% menjadi 8,5%.

Baca Juga: Profil Derby, Pemeran Adelia Copet Cantik di Preman Pensiun 7, Bidadari Baru Bareng Regina dan Irin

Sementara PDIP melompat naik dari 19,3% menjadi 24%. Sedangkan Gerindra naik dari 12,6% menjadi 13,4%.

Menurut peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri, terdapat beberapa hal yang terkait dengan tendensi penurunan popularitas Golkar.

Puput mengungkap kecanggungan Golkar dalam menarik perhatian publik terkait isu politik. Utamanya soal calon presiden yang bakal diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Baca Juga: Pelaku Rizky Bunuh Anak Kandung Akibat KDRT, Istri Sekarat Akibat Ulah Suaminya

Golkar berhenti pada isu pembentukan koalisi namun sampai saat ini belum menonjolkan calon untuk pilpres, padahal isu ini hampir pasti menjadi perhatian publik saat ini.

"Golkar yang mulanya nampak mendorong sosok Airlangga, saat ini nampaknya tidak sekuat dulu untuk mendorong sosok ketum ini ke ruang publik," katanya.

"Di luar itu, koalisi, termasuk Golkar, masih berhati-hati menentukan calon," tandasnya.

Baca Juga: Dikabarkan Meninggal Karena Tenggelam, Filep Karma Ternyata Pernah Ditemukan Selamat oleh Tim SAR Gabungan

Hal itu membuat Golkar dan KIB lantas kalah dengan partai lain yang bisa menarik popularitas karena solid mendorong nama capres atau setidaknya memiliki nama bakal capres yang konsisten populer di mata publik.

"Misal Ganjar yang lekat dengan PDIP, Anies dengan Nasdem, AHY dengan Demokrat," tuturnya.

"Hal ini menjadikan Golkar tak lagi jadi pusat perhatian publik, sehingga mempengaruhi popularitas partai," tegas Puput.

Halaman:

Editor: Jermainne Tirta Dewa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X