Dukungan untuk Golkar Turun, Mesin Partai Masih Setengah Hati Dukung Pencapresan Airlangga

- Senin, 31 Oktober 2022 | 18:15 WIB
Dukungan terhadap Golkar dari hasil survei SMRC turun yang ditenggarai akibat mesin politik yang belum kerja optimal dan masih setengah hati dukung pencapresan Airlangga. (Dokumentasi Golkar)
Dukungan terhadap Golkar dari hasil survei SMRC turun yang ditenggarai akibat mesin politik yang belum kerja optimal dan masih setengah hati dukung pencapresan Airlangga. (Dokumentasi Golkar)

BANTENRAYA.COM - Survei SMRC yang menyatakan dibanding hasil Pemilu 2019, dukungan kepada Golkar turun.

PDIP melompat naik dari 19,3% menjadi 24%. Sedangkan Gerindra naik dari 12,6% menjadi 13,4%. Partai Golkar menurun dari 12,3% menjadi 8,5%.

Menurut Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai turunnya elektabilitas Partai Golkar disebabkan oleh mesin partai yang masih bekerja setengah hati.

Baca Juga: 23 Kode Promo Gojek, GoRide, GoMart, GoCar, GoFood 31 Oktober 2022, Akhir Bulan Diskon Besar-besaran

Faksi-faksi internal partai belum solid dalam mengusung Ketum Airlangga Hartarto sebagai capres dari partai berlambang pohon beringin itu.

"Mesin partai setengah hati dalam pencapresan Airlangga," terangnya.

Menurut Ari, struktural dan kader Golkar belum satu suara terkait pencapresan Airlangga.

Baca Juga: Pasutri Penyiksaan dan Penyekapan ART di Bandung Barat Ditetapkan Tersangka, Ancaman 10 Tahun Penjara Menanti

Soliditas menjadi persoalan utama di internal Golkar sebab banyaknya faksi.

"Soliditas itu memang menjadi persoalan yang cukup fundamental dalam Golkar. Mengapa tidak solid? Jelas karena faksi-faksi Golkar banyak," tegasnya.

Soliditas di internal partai Golkar berbeda dengan PDIP yang dinilai tegak lurus pada keputusan partai.

Baca Juga: Link Streaming Preman Pensiun 7 Episode 14, 31 Oktober 2022: Sakit Hati, Toni Akan Balas Dendam Terhadap Otang

"Jadi berbeda secara diametral antara soliditas PDIP dan Golkar," ujarnya.

Selain itu, menurunnya elektabilitas Golkar juga disebabkan oleh ketokohan Airlangga yang cenderung susah naik.

"Kedua, ketokohan Airlangga agak susah untuk mengangkat. Mengapa? Justru itu berangkat dari soliditas. Kalau semua mengangkat (akan naik)," tegasnya.

Halaman:

Editor: Jermainne Tirta Dewa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X