Wow! Krakatau Steel Ingin Produksi Blue and Green Hydrogen, Ini yang dilakukan

- Rabu, 19 Oktober 2022 | 10:08 WIB
Penandatanganan perjanjian studi bersama atau PSB dengan PT Pertamina Power Indonesia dan IGNIS Energy Holdings. ( Humas Krakatau Steel for Bantenraya.com)
Penandatanganan perjanjian studi bersama atau PSB dengan PT Pertamina Power Indonesia dan IGNIS Energy Holdings. ( Humas Krakatau Steel for Bantenraya.com)


BANTENRAYA.COM - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berencana melakukan pengembangan usaha dengan memproduksi Blue and Green Hydrogen serta Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di wilayah Industri Krakatau Steel.

Rencana tersebut diawali dengan penandatanganan perjanjian studi bersama atau PSB dengan PT Pertamina Power Indonesia dan IGNIS Energy Holdings di acara SOE International Conference G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa, 18 Oktober 2022.

Penandatanganan PSB dilakukan oleh Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dengan Chief Executive Officer (CEO) PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro dan CEO IGNIS Energy Holdings Antonio Sieira Mucientes, serta disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury dan Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Salyadi Dariah Saputra.

Baca Juga: Cek Langsung! PT Forisa Nusapersada Buka Lowongan Kerja dengan Syarat Ringan

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, penandatanganan PSB merupakan tahap awal penjajakan terkait potensi produksi blue and green hydrogen untuk kawasan industri, penyediaan energi bersih, dan potensi kerja sama lainnya yang dapat melibatkan Krakatau Steel dan Grup.

“Feasibility Study akan dilakukan setelah terbentuknya tim gabungan PSB dan kami pun akan segera menyusun roadmap pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel,” ujarnya.

Lebih lanjut, Silmy menjelaskan, PSB akan dimulai pada November 2022 dengan target penyelesaian studi selama empat bulan.

Baca Juga: Mesra Lagi dengan Lesty, Rizky Billar Berharap Dimaafkan Masyarakat Indonesia

"Untuk selanjutnya kami pun dapat dengan menyeluruh menginisiasi potensi pengembangan usaha kami bersama Krakatau Steel dan Grup," ucapnya.

“Dengan pihak-pihak yang memang ahli di bidangnya, saya yakin pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel akan menjadi sebuah nilai tambah bagi Krakatau Steel dan Grup yang mengusung pengembangan Green Steel maupun Green Industrial Port untuk ke depannya,” jelas Silmy.

Ketiga entitas akan bersama-sama melakukan penyusunan pre-feasibility study dan feasibility study untuk membangun blue and green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel yang terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga bayu atau PLTB lepas pantai dan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS.

Baca Juga: Hadiri Peringatan Maulid di MI Al Jauharotunnaqiyyah Priuk, Ketua DPRD Cilegon Disambut Salawat Nariyah

Pengembangan blue and green hydrogen plant tersebut diperkirakan akan memproduksi listrik hingga 500 MWp–1,5 GWp dengan potensi penyimpanan CO2 sebesar 61 Million Metric Ton.

“Kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan Krakatau Steel mengkaji pengembangan green industrial port melalui penyediaan energi terbarukan. Ada beberapa potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan, antara lain wind power, PLTS, serta hydrogen bersih," kata CEO Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro.

"Kami juga menyambut baik kolaborasi dengan IGNIS dalam pengembangannya. Kami berharap dari studi bersama ini akan berlanjut dengan tahapan-tahapan yang lebih konkret,” sambungnya.

Diketahui, Pertamina Power Indonesia adalah perusahaan yang memiliki bidang usaha terkait investasi dan proyek-proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik baik di dalam maupun di luar negeri.

Halaman:

Editor: M Hilman Fikri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X