Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata yang Dituding Jadi Biang Kerok Terjadinya Tragedi Kanjuruhan

- Minggu, 2 Oktober 2022 | 09:03 WIB
Polisi mengungkapkan alasan mengapa pihaknya menembakan gas air mata sebelum terjadinya tragedi Kanjuruhan dengan ratusan korban jiwa. (Instagram @arema_bluearmy)
Polisi mengungkapkan alasan mengapa pihaknya menembakan gas air mata sebelum terjadinya tragedi Kanjuruhan dengan ratusan korban jiwa. (Instagram @arema_bluearmy)

BANTENRAYA.COM - Kabar duka datang dari pasca laga Arema FC vs Persebaya yang kini ramai disebut sebagai tragedi Kanjuruhan.

Dalam tragedi Kanjuruhan tersebut ratusan orang meninggal dunia akibat kericuhan yang terjadi pasca laga yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sbatu 1 Oktober 2022 malam.

Masyarakt pun kini menyoroti penggunaan gas air mata yang mereka nilai sebagai penyebab utama kericuhan dalam tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: 10 Ucapan Selamat Hari Batik Nasional 2022, Bagikan di Grup Keluarga atau Caption Media Sosial 

“Penembakan gas air mata salah satu penyebab puluhan jiwa tewas di stadion kanjuruhan. STOP KOMPETISI ATAS DASAR KEMANUSIAAN!,” tulis @akmalmarhali pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

Sementara itu, akun Twitter @t10nugroho mengamininya meminta seluruh masyarakat untuk mendokan para korban.

“Banyak korban (kebanyakan terkena gas air mata) yang tidak bisa mendapatkan penanganan saat ini, kita doakan bersama ya guys,” ujarnya.

Baca Juga: Hidup Tetap Susah Walau Sudah Rajin Sholat hingga Malah Terlilit Utang, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, berdasarkan laporan yang masuk terdapat 127 orang yang meninggal.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," katanya dikutip Bantenraya.com dari Antaranews, Minggu, 2 Oktober 2022.

Ia menuturkan, dari jumlah tersebut sebagian besar meninggal saat mengalami perawatan di rumah sakit dan hanya 34 orang yang meninggal saat di Stadion Kanjuruhan. 

Baca Juga: 15 Link Twiboon Hari Batik Nasional Paling Kece dan Elegan Modern Cocok Dipasang di Status dan Medsos

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tutur Nico Afinta.

Ia mengungkapkan, laga antara Arema FC dan Persebaya sejatinya berjalan dengan lancar selama pertandingan berlangsung.

Kericuhan mulai terjadi setelah sejumlah suporter Arema FC turun ke lapangan untuk memburu pemain dan ofisial tim.

Halaman:

Editor: Jermainne Tirta Dewa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Demo Tolak UU Cipta Kerja Warnai Aksi Bakar Ban

Jumat, 31 Maret 2023 | 19:13 WIB

Terpopuler

X